Pertemuan keempat masih melanjutkan bahasan bab-2 dari buku referensi Aalst. Diawali dengan quiz menyempurnakan proses claim handling dengan menggunakan transisi (kotak) dan place (bulat) ”a’la” petri net. Statement a’la ini mungkin perlu diperjelas, karena sempat membingungkan pemirsa akibat pada saat melanjutkan pembahasan mapping proses ke Petri Net a bit confuse tentang mana yang transisi terkait dengan mana yang aktif digabung dengan artificial task management untuk AND/OR SPLIT/JOIN.
Pembahasan mapping juga menyebutkan metode notasi yang ditawarkan pak Aalst, termasuk satu model yang cukup complicated AND/OR-SPLIT karena merupakan gabungan AND SPLIT dan OR SPLIT (pernyataan ini juga cukup membingungkan apalagi kalau ga baca buku aslinya). Yang saya belum lihat gimana notasi buat AND/OR-JOIN ada yang mau coba usulkan?
Sesuai janji posting sebelumnya, hand out ketiga yang sudah dibahas minggu lalu dan sebelumnya sudah bisa di download. Tapi bukan berarti hand out ini bikin pemirsa nggak perlu lagi baca bagian dari buku Aalst nya yang asli.
Saya lupa ngasih home-work [atau kost’an-work] buat minggu depan, tapi kalau ada yang mau kirim notasi dan logic work buat AND/OR-JOIN bisa buat nambah-nambah nilai.
Media komunikasi dan kolaborasi pembelajaran a'la virtual. Supplemen kuliah melalui e-class atau e-learning untuk Jurusan terkait dengan Sistem Informasi, Teknologi Informasi (IS/IT), Sistem Komputer dan Teknik Industri.
Saturday, September 22, 2007
Perbedaan Workflow dan BPM
Tulisan ini dicuplik dari salah satu kumpulan artikel lama yang pernah disimpan dari situs majalah Transform (transformmag.com) yang dirilis pada bulan Desember tahun 2003. Menurut artikel tersebut, secara umum Workflow lebih mengarah pada urutan aktivitas yang didefinisikan dalam sekumpulan instruksi pada suatu aplikasi tertentu. Sementara BPM berkenaan dengan eksekusi dan pengelolaan proses yang secara mandiri didefinisikan oleh suatu aplikasi. Dalam atikel tersebut pakar Delphi menyebutkan perbedaan itu sebagaimana ditulis dibawah ini.
Nathaniel Palmer, Vice President & Chief Analyst, Delphi Group, Boston
While often treated synonymously, BPM and workflow are, in fact, two distinct and separate entities whose differences are more than academic.
Workflow is concerned with the application-specific sequencing of activities via predefined instruction sets, involving either or both automated procedures (software-based) and manual activities (people work).
BPM is concerned with the definition, execution and management of business processes defined independently of any single application. BPM is a superset of workflow, further differentiated by the ability to coordinate activities across multiple applications with fine grain control.
Integration between workflow systems and externalities are comparatively limited, often only allowing the retrieval of documents or data variables, and only as a pass-through with no awareness of content.
BPM systems allow both the capture and introspection of external documents and data, presenting a closed-loop process for validating the integrity of transactions, data and content, as well as the initiation of compensating activities when necessary. BPM processes separate execution instructions from process flows; thus, routing can be tied to process outcomes and milestones. As workflow processes are tied to single applications, process flow is hardwired and does accommodate alternative means for reaching the same task or goal.
Distilled into single-word definitions, workflow is about repetition and BPM is about coordination (also automation and orchestration, respectively).
Nathaniel Palmer, Vice President & Chief Analyst, Delphi Group, Boston
While often treated synonymously, BPM and workflow are, in fact, two distinct and separate entities whose differences are more than academic.
Workflow is concerned with the application-specific sequencing of activities via predefined instruction sets, involving either or both automated procedures (software-based) and manual activities (people work).
BPM is concerned with the definition, execution and management of business processes defined independently of any single application. BPM is a superset of workflow, further differentiated by the ability to coordinate activities across multiple applications with fine grain control.
Integration between workflow systems and externalities are comparatively limited, often only allowing the retrieval of documents or data variables, and only as a pass-through with no awareness of content.
BPM systems allow both the capture and introspection of external documents and data, presenting a closed-loop process for validating the integrity of transactions, data and content, as well as the initiation of compensating activities when necessary. BPM processes separate execution instructions from process flows; thus, routing can be tied to process outcomes and milestones. As workflow processes are tied to single applications, process flow is hardwired and does accommodate alternative means for reaching the same task or goal.
Distilled into single-word definitions, workflow is about repetition and BPM is about coordination (also automation and orchestration, respectively).
Thursday, September 20, 2007
September 14, 2007 Class at a Glance
Pertemuan ketiga minggu lalu, fokus membahas bab-2 dari buku referensi Aalst, lagi-lagi pemirsa belum semuanya bisa akses (download) bagian dari e-book tersebut di klasmaya.
Konten pembahasan mulai fokus di frame work formal Petri Net, dari versi traditional maupun extended nya. Beberapa terminologi didefinisikan ulang dengan lebih spesifik.
Untuk pembahasan materi dari referensi Burlton, saya berencana untuk mendistribusikan tugas untuk dibahas (kalau bukan dipresentasikan) ke beberapa kelompok. Moga-moga pada pertemuan berikutnya kita bisa tetapkan alokasi tugasnya.
Hand out minggu lalu karena bab-2 belum tuntas dibahas, kemungkinan akan menyusul di share. Minggu depan kemungkinan akan kita lanjutkan dengan sisa di bab-2 yang belum selesai dibahas.
Minggu lalu kita sempat membahas tentang “Business Model”. Ada contoh yang cukup menarik dari kasus Akamai dan Inktomi yang pernah di posting di Klasmaya bulan September 2006. Mungkin bisa dibaca-baca siapa tahu sempet dibahas di pertemuan mendatang.
Konten pembahasan mulai fokus di frame work formal Petri Net, dari versi traditional maupun extended nya. Beberapa terminologi didefinisikan ulang dengan lebih spesifik.
Untuk pembahasan materi dari referensi Burlton, saya berencana untuk mendistribusikan tugas untuk dibahas (kalau bukan dipresentasikan) ke beberapa kelompok. Moga-moga pada pertemuan berikutnya kita bisa tetapkan alokasi tugasnya.
Hand out minggu lalu karena bab-2 belum tuntas dibahas, kemungkinan akan menyusul di share. Minggu depan kemungkinan akan kita lanjutkan dengan sisa di bab-2 yang belum selesai dibahas.
Minggu lalu kita sempat membahas tentang “Business Model”. Ada contoh yang cukup menarik dari kasus Akamai dan Inktomi yang pernah di posting di Klasmaya bulan September 2006. Mungkin bisa dibaca-baca siapa tahu sempet dibahas di pertemuan mendatang.
Kuliah terkait Process
Video clip dengan judul asli Accelerating Innovation: People, Process, & Technology dari Jack Shaw (http://www.e-com.com/) ini cukup terkait dengan bahasan BPM. Disampaikan pada saat beliau menjadi keynote speaker untuk forum SAP di Sao Paulo Brazil di bulan Maret 2006.
Cukup menarik buat dianggap kuliah jarak jauh.
Cukup menarik buat dianggap kuliah jarak jauh.
Monday, September 10, 2007
September 7, 2007 Class at a Glance
Pertemuan kedua di minggu lalu, fokus membahas bab-1 dari buku referensi Workflow Management dari Aalst. Sayangnya pemirsa belum bisa akses (download) bagian dari e-book Aalst di klasmaya.
Konten pembahasan mengulas tentang BPM, BPR, WFM, serta Petri Net sebagai acuan framework yang digunakan Aalst, termasuk terminologi Case, Process, Task serta mekanisme struktur proses (sequence, selection, synchronization, dan iteration). Sessi minggu lalu juga membahas case bisnis proses perusahaan asuransi sebagai quiz, kategori proses dan hubungan antar proses.
Hand-out sessi ke dua dan bahan minggu depan dari bukunya Aalst bab -2 bisa di akses disini.
Selama bulan puasa kita sepakat untuk menggeser kelas satu jam lebih awal. Tadinya khusus minggu ini (saja), saya berencana menggeser juga ke hari Kamis, namun informasi dari BAAK jadwal tersebut bentrok dengan mata kuliah lain. Jadi minggu ini, kita mulai jam 16:00 di hari Jum’at.
Konten pembahasan mengulas tentang BPM, BPR, WFM, serta Petri Net sebagai acuan framework yang digunakan Aalst, termasuk terminologi Case, Process, Task serta mekanisme struktur proses (sequence, selection, synchronization, dan iteration). Sessi minggu lalu juga membahas case bisnis proses perusahaan asuransi sebagai quiz, kategori proses dan hubungan antar proses.
Hand-out sessi ke dua dan bahan minggu depan dari bukunya Aalst bab -2 bisa di akses disini.
Selama bulan puasa kita sepakat untuk menggeser kelas satu jam lebih awal. Tadinya khusus minggu ini (saja), saya berencana menggeser juga ke hari Kamis, namun informasi dari BAAK jadwal tersebut bentrok dengan mata kuliah lain. Jadi minggu ini, kita mulai jam 16:00 di hari Jum’at.
Sarbanes-Oxley Compliance
Minggu pertama saya sempat membahas driver pengelolaan bisnis proses di banyak perusahaan, salah satunya SOX. Artikel ini saya temukan yang cukup menjelaskan keterkaitan issue ini dengan materi SI454.
Enron and WorldCom, at one time these companies dominated their respective industries. Lately, however, they are known more for accounting scandals than for the products and services that they produced.
As a result of this malfeasance, the federal government decided to step in and try to restore investor confidence while protecting the general public from further corporate mismanagement. Spearheaded by the co-chairs of the House-Senate conference committee on corporate accounting reform, Senator Paul Sarbanes and Representative Michael Oxley, the Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act was signed into law by President George W. Bush in July 2003. The act is better known as Sarbanes-Oxley, or by the acronym SOX.
The Sarbanes-Oxley Act emphasizes accountability for corporate officers, requires independent boards of directors for public companies, and mandates a wide-sweeping accounting framework for all public companies doing business in the United States. This includes requiring disclosures on internal controls, ethics codes and the makeup of their annual reporting audit committees. In addition, all wholly-owned subsidiaries and all publicly traded non-US based companies face Sarbanes-Oxley compliance. Finally, private companies that are preparing for their Initial Public Offering (IPO) must also comply with certain SOX provisions.
Public companies with a market capitalization of $75 million or more were required to be in compliance with Section 404 for the fiscal year ending on, or after, June 15, 2004. Smaller companies had to be incompliance for the fiscal year ending on, or after, April 15, 2005.
Business processes form the foundation for all organizations, and as such, are impacted by Sarbanes-Oxley compliance requirements. Solid business processes allow an organization to maximize profitability by providing employees with streamlined and efficient processes that allow them to excel in their jobs. This is especially true in organizations that have not kept up with the Joneses and scrapped their manual processes for more efficient electronic ones.
Sarbanes-Oxley compliance forces all organizations to review their business processes and ensure that they meet the compliance standards set forth in the Act. This can include, but is not limited to, data acquisition and archival, document management, data security, financial accounting practices, and shareholder reporting functions.
As you can see, nearly all business processes in the organization are touched when determining Sarbanes-Oxley compliance. This can be a good thing, however. By reviewing the organization’s business processes, you can not only ensure Sarbanes-Oxley compliance, but you can also improve these processes to increase efficiency and maximize profitability.
Although reviewing all of these processes may seem overwhelming, the end result will prove worth the effort.
Enron and WorldCom, at one time these companies dominated their respective industries. Lately, however, they are known more for accounting scandals than for the products and services that they produced.
As a result of this malfeasance, the federal government decided to step in and try to restore investor confidence while protecting the general public from further corporate mismanagement. Spearheaded by the co-chairs of the House-Senate conference committee on corporate accounting reform, Senator Paul Sarbanes and Representative Michael Oxley, the Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act was signed into law by President George W. Bush in July 2003. The act is better known as Sarbanes-Oxley, or by the acronym SOX.
The Sarbanes-Oxley Act emphasizes accountability for corporate officers, requires independent boards of directors for public companies, and mandates a wide-sweeping accounting framework for all public companies doing business in the United States. This includes requiring disclosures on internal controls, ethics codes and the makeup of their annual reporting audit committees. In addition, all wholly-owned subsidiaries and all publicly traded non-US based companies face Sarbanes-Oxley compliance. Finally, private companies that are preparing for their Initial Public Offering (IPO) must also comply with certain SOX provisions.
Public companies with a market capitalization of $75 million or more were required to be in compliance with Section 404 for the fiscal year ending on, or after, June 15, 2004. Smaller companies had to be incompliance for the fiscal year ending on, or after, April 15, 2005.
Business processes form the foundation for all organizations, and as such, are impacted by Sarbanes-Oxley compliance requirements. Solid business processes allow an organization to maximize profitability by providing employees with streamlined and efficient processes that allow them to excel in their jobs. This is especially true in organizations that have not kept up with the Joneses and scrapped their manual processes for more efficient electronic ones.
Sarbanes-Oxley compliance forces all organizations to review their business processes and ensure that they meet the compliance standards set forth in the Act. This can include, but is not limited to, data acquisition and archival, document management, data security, financial accounting practices, and shareholder reporting functions.
As you can see, nearly all business processes in the organization are touched when determining Sarbanes-Oxley compliance. This can be a good thing, however. By reviewing the organization’s business processes, you can not only ensure Sarbanes-Oxley compliance, but you can also improve these processes to increase efficiency and maximize profitability.
Although reviewing all of these processes may seem overwhelming, the end result will prove worth the effort.
Thursday, September 06, 2007
August 31, 2007 Class at a Glance
Pertemuan pertama minggu lalu, dibahas sekilas tentang lingkup materi SI454 selain introduksi. Topik yang bisa dilihat dari SAP yang sudah dibagikan, sayangnya baru diketahui setelah pemilihan subjek materi. Moga-moga saja sesuai yang diharapkan.
Konten, selain yang tersurat dalam reference book, juga akan diperkaya dengan konten praktikal yang muncul dilapangan, selaras dengan diskusi pendek minggu lalu yang cenderung menyiratkan ekspektasi yang menjurus ke aspek manajerial. Meski demikian, beberapa materi yang berbau matematis dan nalar, meski tidak programming murni bisa muncul pada pembahasan kedepan.
Sebagai sessi perdana, berikut disampaikan sharing hand-out pertama yang dibahas minggu lalu.
Untuk bahan minggu depan, saya cuplik dari bukunya Aalst bab -1 yang bisa dibaca sebelum kelas offline. Bocoran minggu depan, kemungkinan saya harus berada di Bogor, tapi saya upayakan untuk sampai di Bandung Jum’at sore, semoga.
Konten, selain yang tersurat dalam reference book, juga akan diperkaya dengan konten praktikal yang muncul dilapangan, selaras dengan diskusi pendek minggu lalu yang cenderung menyiratkan ekspektasi yang menjurus ke aspek manajerial. Meski demikian, beberapa materi yang berbau matematis dan nalar, meski tidak programming murni bisa muncul pada pembahasan kedepan.
Sebagai sessi perdana, berikut disampaikan sharing hand-out pertama yang dibahas minggu lalu.
Untuk bahan minggu depan, saya cuplik dari bukunya Aalst bab -1 yang bisa dibaca sebelum kelas offline. Bocoran minggu depan, kemungkinan saya harus berada di Bogor, tapi saya upayakan untuk sampai di Bandung Jum’at sore, semoga.
Welcome aboard SI454
Selamat datang ..... khususnya bagi pemirsa SI454.
Mungkin sekira 7 bulan webblog ini tidak ter’update untuk urusan komunikasi virtual kelas. Submit terakhir awal bulan lalu, sebenarnya mencoba untuk memaksakan menulis, meski beberapa hanya sebatas cuplikan yang buat saya cukup menarik. Akhir tahun lalu, menjadi posting terakhir Class at Glance, bagian yang membahas secara sekilas klas offline untuk pengingat pemirsa ataupun sekedar info bagi yang tidak bisa hadir.
Sessi ini, selama satu semester, kita akan bahas Pengelolaan Bisnis Proses, sebuah materi yang cukup menarik, meski ulasannya sudah lumayan kadaluarsa, namun konsep dan implementasinya bukan persoalan yang mudah untuk di ”jabanin”. Ada banyak persepsi, konsep, dan pendekatan yang meskipun diatas kertas masuk nalar tapi implementasinya perlu sentuhan manajerial dan pendekatan kepegawaian selain aspek struktural dan keilmuan.
Seperti biasa untuk formal reference, saya akan mengacu pada arahan institusi. Alhamdulillah dua dari tiga buku sudah saya dapatkankan dengan format digital, sehingga bisa saya share e-book nya di media ini. Hanya untuk acuan Burlton, mohon untuk pemirsa mendapatkannya di toko buku atau toko sejenis yang menjual buku tersebut. Syukur-syukur kalo ada yang punya e-booknya untuk di pakai bersama..
Seperti yang sudah-sudah, klasmaya diharapkan bisa dipergunakan juga sebagai ”two way communication”. Meski sebatas komentar, atau cetusan ide dan opini yang bisa di submit dalam media ini. Beberapa clue, reminder, atau bocoran untuk klas offline berikutnya bisa muncul di klasmaya (boleh jadi soal ujian.....). So stay tune, don’t miss any single posting or even words from here ….
Mungkin sekira 7 bulan webblog ini tidak ter’update untuk urusan komunikasi virtual kelas. Submit terakhir awal bulan lalu, sebenarnya mencoba untuk memaksakan menulis, meski beberapa hanya sebatas cuplikan yang buat saya cukup menarik. Akhir tahun lalu, menjadi posting terakhir Class at Glance, bagian yang membahas secara sekilas klas offline untuk pengingat pemirsa ataupun sekedar info bagi yang tidak bisa hadir.
Sessi ini, selama satu semester, kita akan bahas Pengelolaan Bisnis Proses, sebuah materi yang cukup menarik, meski ulasannya sudah lumayan kadaluarsa, namun konsep dan implementasinya bukan persoalan yang mudah untuk di ”jabanin”. Ada banyak persepsi, konsep, dan pendekatan yang meskipun diatas kertas masuk nalar tapi implementasinya perlu sentuhan manajerial dan pendekatan kepegawaian selain aspek struktural dan keilmuan.
Seperti biasa untuk formal reference, saya akan mengacu pada arahan institusi. Alhamdulillah dua dari tiga buku sudah saya dapatkankan dengan format digital, sehingga bisa saya share e-book nya di media ini. Hanya untuk acuan Burlton, mohon untuk pemirsa mendapatkannya di toko buku atau toko sejenis yang menjual buku tersebut. Syukur-syukur kalo ada yang punya e-booknya untuk di pakai bersama..
Seperti yang sudah-sudah, klasmaya diharapkan bisa dipergunakan juga sebagai ”two way communication”. Meski sebatas komentar, atau cetusan ide dan opini yang bisa di submit dalam media ini. Beberapa clue, reminder, atau bocoran untuk klas offline berikutnya bisa muncul di klasmaya (boleh jadi soal ujian.....). So stay tune, don’t miss any single posting or even words from here ….
Subscribe to:
Posts (Atom)