Berita di DetikINet awal april lalu menyebutkan PGN salah satu BUMN yang bergerak dibidang bisnis gas mulai melebarkan sayapnya di bisnis telekomunikasi melalui penyediaan jaringan serat optik. Jaringan optik tersebut terpasang di jaringan pipa gas yang terbentang dari Sumsel ke Batam dan berakhir di Singapura. Dari 100 core yang terpasang, untuk keperluan internalnya hanya memerlukan 4 core, sehingga ada excess capacity sebesar 96 core. Berita terakhir dari Kontan (09/04/07) juga menyebutkan rencana PGN untuk pembangunan jalur Sumsel menuju Jawa Barat.
Bukti keseriusan PGN di bisnis telekomunikasi ditunjukkan melalui pembentukan anak perusahaan patungan PGAS Telekomunikasi Nusantara dengan operator telekomunikasi Indosat.
Potensi infrastruktur yang dimiliki melalui jaringan distribusi pipa gas dapat dengan mudah di'tempel' serat optik dengan kapasitas besar untuk dijual kembali. Model ini mirip dengan jaringan listrik dan kabel laut PLN melalui anak perusahaan iCon yang terbentang dari Jawa ke Bali juga disewakan sebagai bisnis. Model bisnis lain yang mirip adalah penyewaan lahan Jaringan rel KA untuk penanaman serat optik.
Indosat saat ini sudah menyewa 2 core, sementara Telkom meski mempunyai intensi menyewa dalam kerangka sinergi BUMN masih belum menunjukkan tahapan lebih lanjut. Boleh jadi kerangka sinergi sedikit terganggu oleh masuknya Indosat dalam anak perusahaan PGN tersebut, sehingga aspek bisnis ke kompetitor lebih terasa dibanding sinergi di lingkungan perusahaan nasional. Indosat saat ini dominan sudah dikuasai modal asing sehingga bukan lagi anggota BUMN. Kalau toh ditekan pemerintah dalam kerangka sinergi seharusnya sejak semula bersinergi melalui pembentukan anak perusahaan bukan dalam penyewaan infrastruktur yang sudah berbau bisnis apalagi dengan kompetitor.
Kembali ke model bisnis, induk perusahaan PGN yang bermain di industri minyak dan gas, termasuk distribusinya, mulai merengsek ke industri telekomunikasi yang di persepsi menggiurkan oleh pasar. Dengan kekuatan (strength) kapasitas infrastruktur yang dimilikinya, peluang merebut pasar wholesale terbuka lebar melalui anak perusahaan disamping untuk mengeliminir kelemahan kapabilitas pengelolaan di industri baru tersebut. Rencana penggelaran distribusi pipa gas yang menjadi salah satu prospectus PGN dalam melakukan IPO ke investor semakin manis dengan issue tambahan pendapatan dari sektor telekomunikasi.
Pertanyaan untuk bahan diskusi, perlukah Telkom menerima tawaran PGN untuk menyewa kabel optik tersebut, ketika pada saat yang sama ada proyek serupa yang dikenal dengan nama Jasuka, Jawa Sumatra Kalimantan. Bagaimana perusahaan pelat merah ini memandang anak perusahaan PGN?, apakah sebagai mitra dan partner sesama BUMN, atau sebagai kompetitor pada saat melihat ISAT bergabung didalamnya, ataukah sekedar penyedia infrastruktur semata.
No comments:
Post a Comment