Dulu saat bicara brand Apple Computer, orang akan membayangkan Macintosh, Mac, atau seperangkat computer bermerek mahal dan umumnya di Indonesia dipergunakan spesifik untuk design atau multimedia. Perusahaan Apple dengan logo buah apel yang sebagian sudah digigit ini memang pembuat komputer lengkap dengan OS nya. Berbeda dengan PC yang didominasi oleh OS Windows meski pabrikannya beragam mulai dari merek global sampai merek jangkrik.
Saat ini, image brand Apple Computer agaknya mulai sedikit berubah, orang sudah mulai membayangkan iPod selain perangkat komputer. Apalagi sejak perusahaan tersebut mengumumkan perubahan nama menjadi Apple (tanpa Computer) saat peluncuran iPhone (gadget gabungan HP dengan iPod) dan Apple TV (piranti yang menyalurkan konten video hasil download dari iTunes ke layar TV).
Keberhasilan iPod mungkin menjadi salah satu pemicu perubahan nama yang sudah tentu merubah arah pengembangan produk dan layanannya. Laporan tahun lalu menyebutkan penjualan iPod dan bisnis iTunes saja merepresentasikan $4 billion dari total pendapatan $7,1 billion, sementara penjualan Apple Mac hanya berkontribusi $2,4 billion. Artinya lebih dari separuh revenue perusahan disumbang oleh piranti iPod yang terjual sebanyak 21 juta unit.
Namun perubahan nama tersebut juga menunjukkan semakin kecilnya pangsa pasar perusahaan tersebut di industri pabrikan PC. Dengan kecenderungan pasar PC yang menjadi komoditi, beberapa perusahaan juga sudah mulai gulung tikar atau di akuisisi perusahaan lain, contoh kasus IBM Lenovo, atau Dell sebelum pemiliknya kembali mengelola langsung. Kasarnya Apple juga mulai mundur di pasar PC tersebut.
Apapun alasannya, pencanangan nama baru ini menunjukkan pergeseran fokus pasar kearah konsumer elektronik yang berhadapan dengan kompetitor raksasa seperti Sony, Microsoft dengan Zune dan Xbox, termasuk beberapa perusahan hape seperti Nokia atau Motorolla dengan masuknya iPhone ke pasar telekomunikasi.
Lalu bisakah Apple berjaya?. Sebagian pasar sudah ditangan (digital music player), namun sebagian produk lain harus berhadapan dengan pemain lama dengan kapabilitasnya. Kira-kira apa keunggulan kompetitif untuk bisa bersaing, minimal bertahan. Selanjutnya apa strategi yang harus dimainkan. Kita lihat saja, atau ada yang punya gambaran ?
No comments:
Post a Comment