Sunday, May 03, 2009

25th April 2009 Class at a Glance (Lanjutan-2)

Tadinya saya mau tunggu kiriman materi bab-6, yang meski sudah dipaparkan didepan klas, namun file presentasinya kececer belum sempat tersimpan. Tapi sampai informasi dari wakil tim-6 menyebutkan file yang seharusnya ada, ternyata juga hilang entah rimbanya. (Ini sebenarnya sekedar excuse untuk keterlambatan merelay beberapa paparan yang masih belum di expose di klasmaya).

Karena disepakati materi UAS tidak merefer ke bedah buku (lihat posting berikuntya), saya akan coba scan sekilas materi dari ebook yang sudah di paparkan.

Saya langsung loncat ke bab-7, materi dengan judul “Competitive Access Providers, the Costly Way to Local Competition” (dari judulnya yang panjang saja saya sudah a bit reluctant menjabarkannya) ditulis oleh Deny, Laura, Asary, dan Rinaldy. Seperti juga materi presentasi yang lain, pemirsa musti bijak membaca file yang diunduh dengan menyimak kembali tulisan origin di ebook. Topik yang dibahas antara lain :
.
Divestiture AT&T pada dasarnya menjadi trigger (pemicu) dimulainya kompetisi di US, meski sering disebut-sebut orang dimulai sejak terbitnya UU Telekomunikasi tahun 1996. Sebelum Divestiture, dasar regulasi tarif hanya pada aspek rate of return (red. dari investasi yang sudah dikeluarkan). FCC dengan menggunakan metode fully distributed cost menyetujui rate di angka 10%-15%. Awal tahun 70an FCC memutuskan kompetisi “open sky” satelit domestik dengan pionir SBS melalui VSAT. Di tahun 80’an pemerintah negara bagian lebih memberi dukungan ke RBOC “Baby Bells” dibanding FCC.

Kompetisi di bisnis penyedia akses (Competitive Access Provider / CAP) muncul pertama kali di New York, kota dengan pengguna bandwidth terpadat di dunia, yang dilakukan oleh Teleport dan menjadi alternatif NYNEX. MFS sebagai CAP berikutnya, dibentuk tahun 1988 yang tidak saja menggelar fiber ke sejumlah kota besar namun mulai masuk ke bisnis internet melalui layanan backbone ke ISP yang selanjutnya membentuk Metropolitan Area Ethernet East dan West. Beberapa CAP lain fokus di pasar sekunder (second-tier) seperti Hyperion di Adelphia dan Brooks Fiber Properties di wilayah luar kota Arkansas dan California. Setelah mengambil alih National Fiber Network di New York, Metromedia membentuk Metromedia Fiber Network (MFN) sebagai penyedia fiber yang bersaing dengan layanan DS3 dari telco. Seiring dengan pertumbuhan bisnis CAP, Bells mulai meminta fleksibilitas pricing yang disetujui FCC dan pemerintah negara bagian untuk mengurangi berpindahnya pelanggan RBOC ke kompetitor (CAP).

UU Telekomunikasi 1996 yang ditandatangan Presiden Clinton (sebelum bertemu Lewinsky?) pada dasarnya membuka kompetisi layanan lokal. UU ini dapat dipandang sebagai “big-bang” yang merubah industri telekomunikasi di AS dan mengarah pada area telekomunikasi global. Dampak dari UU ini, meski pemerintah negara bagian (States) sudah melegalkan kompetisi telephone lokal, namun UU ini mensyaratkan States untuk memberikan serifikasi ke semua CLEC (Competitive Local Exchange Carier) yang telah memenuhi kualifikasi, UU juga mengatur pedoman berkompetisi, UU menuntut Incumbent LEC (ILEC) menyediakan unbundled network elements (UNEs) dengan tarif yang berbasis pada biaya operasional. CAPs akhirnya menjadi CLECs pertama (selain reseller), dengan mendapat nomor telepon lokal, kode prefix lokal, dan interkoneksi dengan ILECs.

Meski CAP saat itu belum memberikan profit, namun investor tetap antusias terhadap CAP dibanding reseller, dari faktor asset. Beberapa perkembangan bisnis CAP dalam periode perubahan ke CLEC antara lain: MFS membeli ISP UUNET $2B di tahun ’96 yang selanjutnya dibeli WorldComm seharga $12B dari valuasi aset CAP/CLEC yang tinggi; Awal tahun ’98 WorldComm juga membeli Brooks Fiber $3B dan mengokohkan perusahannya menjadi leading CLEC; Di tahun yang sama AT&T mengambil alih TGC sebesar $11B yang sebelumnya membeli ISP CERFnet. Tahun ’99 Bell Atlantic membeli pesaingnya Metromedia Fiber Network, selanjutnya merubah nama menjadi Verizon.

Cerita di bab-7 ini sebenarnya masih panjang dan mungkin menarik, tapi tampaknya posting ini musti ditutup disini biar gak terlalu panjang. Jadi kita tunggu lagi ulasan berikutnya.

No comments:

Post a Comment