Thursday, July 07, 2011

What's inside the Pandora

Artikel yg diunduh dari TechCrunch.com mengulas "cerita" Pandora, aplikasi internet radio yang sudah melakukan IPO. Meski di tweeter saya suka bercuit tentang apa competitive advantage Pandora dibandingkan radio internet lainnya, namun perusahaan ini diminati di pasar bursa.

Terlepas dari keraguan itu, app ini sudah memiliki sekira 94 juta pelanggan terdaftar. Angka ini mungkin yang menaikkan harga saham dari pembukaan di range 7-9 ke 10-12 dolar per lembar saham. Info dari artikel juga menyebutkan posisi pertengahan Juni ini dijual di sekitar $20/saham.

Selain jumlah pelanggan, posting dari Mike Arrington (buat yg pernah ambil mata kuliah Analisis Industri disini mungkin ingat) di TechCrunch boleh jadi memberi persepsi positif.

Tapi kalo ngebandingin nilai Pandora yang sudah diangka 3 milyar dollar, saya lebih milih YouTube yang dibeli Google 1.6 milyar.

Buat lebih banyak tahu kenapa market capital Pandora bisa tinggi mustinya bisa ditelaah dari bisnis modelnya. Sayangnya kita di Indonesia belum bisa berlangganan, terkait issue copyright dengan music label lokal.

Satu hal yang menarik dari komentar Condrad tentang bisnis radio, tentang car & comedy. Saya setuju, terutama buat seumuran, kalo radio banyak didengar di mobil, data Condrad menyebutkan angka 47%. Tentang Comedy, opini saya lebih cenderung ke penyiar. Orang biasanya ngedengerin radio ngga cuman denger lagu doang, tapi info, progra dan celotehan penyiarnya juga jadi alasan.

TechCrunch
Published with Blogger-droid v1.6.8

No comments:

Post a Comment