Tulisan ini di sadur dari situs www.economist.com khususnya pada artikel dengan judul "The cost of telecommunications has fallen world-wide" bulan Mei 2011.
Negara-negara berkembang masih harus membayar biaya berkomunikasi lebih mahal dari pada negara yang maju jika diukur dari porsi total income. Namun lebih dari dua tahun terakhir ini, mengacu pada laporan ITU, layanan telekomunikasi telah semakin terjangkau. Data ITU menunjukkan ICT price-basket yang merupakan rerata dari biaya telepon kabel dan seluler dikalkulasi dengan proporsi PDB (Produk Domestik Bruto). Dari beberapa negara yang dianalisa, khususnya negara di Afrika menunjukkan hasil yang signifikan. Grafik memperlihatkan tujuh negara yang berhasil menurunkan price-basket lebih besar dari 50%, terutama dipicu oleh menurunnya biaya fixed-broadband. Biaya seluler di negara berkembang lebih tinggi dari negara maju karena kecenderungan penggunaan prepaid.
Pertanyaan: jika tariff telekomunikasi dunia semakin turun, kira-kira apa yang diharapkan investor untuk menanamkan modal nya di industry telekomunikasi ? Price-BASKET Asia Pasifik yang dibawah angka 10 bisa memberikan dampak dan keuntungan apa dibandingkan negara lain yang angkanya masih tinggi? Sektor apa lagi yang terkait dan bisa diharapkan pertumbuhan penetrasi dan penurunan biaya telekomunikasi?
No comments:
Post a Comment