GRID COMPUTING
Martha Simbolon
Martha Simbolon
Konsep grid computing sendiri memang bukanlah hal baru. Secara garis besar, konsep ini berangkat dari prinsip “tidak boleh ada PC menganggur”, solusi grid computing memvirtualkan seluruh aset yang tak termanfaatkan menjadi satu komputer besar yang sangat hebat kemampuannya. Inilah solusi yang potensial menjadi “The IT's Next Big Thing!” Grid computing menghubungkan berbagai komputer yang terpisah secara geografis atau lokasi, untuk membentuk semacam superkomputer virtual. Mesin virtual ini akan terlihat sebagai sebuah entitas sumberdaya komputasi tunggal, dengan kapasitas komputasional yang sanggup mengerjakan aplikasi berat, yang tidak mungkin dilakukan sendirian oleh PC atau sebuah server sekalipun. Selain itu, grid computing pun tidak memandang sistem operasi (OS) atau platform perangkat keras yang diajaknya berkolaborasi.
Walaupun Grid computing adalah teknologi yang relatif baru, namun telah terbukti bermanfaat, dan masa depan teknologi ini kelihatannya cukup menjanjikan. Di masa depan, saat teknologi, sistem jaringan, dan model bisnis untuk keperluan ini telah berkembang, dimungkinkan bagi komunitas ilmuwan untuk membentuk semacam "Science Grids", yang menghubungkan sumber daya yang berbeda untuk mendukung komunikasi, akses data dan komputasi untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Grid computing sebenarnya merupakan sebuah aplikasi pengembangan dari jaringan komputer (network). Hanya saja, tidak seperti jaringan komputer konvensional yang berfokus pada komunikasi antar pirati (device), aplikasi pada Grid computing dirancang untuk memanfaatkan sumber daya pada terminal dalam jaringannya. Grid computing biasanya diterapkan untuk menjalankan sebuah fungsi yang terlalu kompleks atau terlalu intensif untuk dikerjakan oleh satu sistem tunggal. Dalam pengertian yang lebih teknis, Grid computing merupakan sebuah sistem komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya dalam jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara vitual, dan adanya sejumlah besar workstation yang tersebar di seluruh dunia yang bekerja secara bersamaan dalam Grid computing. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
Seperti diketahui, tujuan dari enterprise grid computing adalah untuk memanfaatkan secara penuh suatu jaringan sumberdaya komputasi dan storage yang sudah ada dengan menyatukannya ke dalam satu sumberdaya komputasional yang besar, dan mengalokasikan kapasitas computing power dan storage secara memadai kapan pun dibutuhkan. Daripada memiliki satu komputer besar, lebih baik memiliki banyak komputer kecil dan bisa berbagi beban kerja. Yang menarik, beban kerja tersebut dapat dibagi-bagi ke komputer yang lebih kecil dan tanpa harus memiliki sendiri komputer tersebut, grid-grid dibangun dengan beberapa cluster server yang dihubungkan melalui Internet dengan protokol. Karena Internet memungkinkan orang untuk berbagi kandungan melalui protokol yang terbuka dan standar, protokol Grid yang dilahirkan komunitas sumber terbuka Globus memungkinkan organisasi untuk menciptakan organisasi-organisasi virtual yang saling berbagi aplikasi, data dan tenaga komputasi guna berkolaborasi,mengatasi permasalahan serius dan mengurangi biaya komputasi.
Sekalipun pemanfaatan grid computing ini lahir dari inisiatif para ilmuwan, belakangan ini para vendor TI dan kalangan korporat mulai melirik, dan bahkan beberapa perusahaan sudah mengadopsi teknologi ini. Grid computing yang diterapkan oleh kalangan enterprise grid ini juga menggandeng berbagai sumberdaya yang terpisah untuk di- pool -kan menjadi satu computing power. Sekalipun secara lokasi atau geografis mungkin terpisah, tetapi secara logic , sumberdaya itu berada di belakang tembok ruang, atau berada di belakang firewall yang sama. Sebagai sebuah teknologi inovatif generasi mendatang, teknologi grid akan memungkinkan penggunaan server, perangkat penyimpanan, software dan sumber data yang secara efektif terhubung dalam sebuah jaringan.
Menurut para penggagas dan pendukung aplikasi grid computing untuk perusahaan, ada dua manfaat yang bisa diperoleh dengan memvirtualisasikan bermacam-macam sumberdaya ini melalui sebuah grid, yaitu penghematan dan kecepatan. Grid computing bisa memberi penghematan uang, baik dari sisi investasi modal maupun operating cost –nya. Hal ini diwujudkannya dengan memanfaatkan secara penuh sumberdaya komputasi dari seluruh komponen yang ada di dalam grid. Sebuah solusi grid computing bisa memvirtualkan seluruh aset yang tidak termanfaatkan ini menjadi seolah-olah satu komputer besar. Jadi, alih-alih membeli perangkat baru, grid computing memaksimalkan return on investment dari perangkat yang sudah ada. Selain itu, grid computing juga mendongkrak kecepatan komputasi dari mesin-mesin yang ada. Processing power yang meningkat ini membuat aplikasi berjalan lebih cepat dan memberikan hasil yang lebih cepat.
Manfaat grid computing memang sudah dapat dilihat dan dirasakan secara nyata, hanya saja teknologi ini masih termasuk teknologi khusus. Grid computing paling pas digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang sudah menggunakan HPC, seperti perusahaan jasa keuangan, farmasi, dan perusahaan rancang-bangun dan manufaktur kelas kakap, seperti industri otomotif dan dirgantara. Menurut IDC, pendapatan dari pasar grid computing diperkirakan akan melampaui 12 miliar dolar AS pada 2007 mendatang, yang mencakup pasar HPC maupun perusahaan-perusahaan komersial. Tren ini, menurut IDC didorong oleh sejumlah faktor, antara lain maturasi dan standarisasi piranti lunak grid, dorongan penggunaan infrastruktur TI secara efisien dari para end user , meningkatnya awareness dan ekspansi pasar di luar aplikasi dan user HPC tradisional.
Sekalipun publikasi mengenai grid computing ini memang tidak segencar IT hype lainnya, seperti wireless, web services atau CRM misalnya, paling tidak teknologi ini masih berpeluang menjadi IT's Next Big Thing , mengingat peningkatan efisiensi dan produktivitas, serta cost saving yang dijanjikannya.
No comments:
Post a Comment