Artikel “How telcos can succeed with IPTV” menunjukkan bagaimana perusahaan telekomunikasi memiliki peluang meraih keunggulan kompetitif dibandingkan operator TV cable atau Satelit melalui layanan IPTV. Ibarat The Empire Strikes Back nya Star Wars, perusahaan telekomunikasi bisa memanfaatkan IPTV dengan fitur “iklan beralamat” (addressable advertising) sebagai bisnis yang bisa mengangkat pendapatan dari layanan Voice yang semakin menjadi komoditi dan cenderung menurun.
Riset dari Infonetics memperkirakan pelanggan IPTV di seluruh dunia akan tumbuh 53.7 juta di tahun 2009 dengan pendapatan sebesar US$38 milyar. Namun mengejar pertumbuhan ini dalam pasar yang kompetitif bukan hal yang mudah. Sebagai penyedia layanan video setelah operator satelit dan cableTV, penawaran IPTV oleh perusahaan telekomunikasi memerlukan pembeda (diferensiasi) dari layanan yang ada.
Salah satu fitur pembeda adalah melalui kemampuan pengalamatan (addressability). Jaringan IPTV mampu menyalurkan konten ke penerima individual, sehingga memungkinkan untuk beriklan secara spesifik (addressable advertising). Pada akhiirnya kemampuan ini bisa menjadi “enabler” bagi operator IPTV untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui iklan seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan.
Untuk dapat memperoleh pendapatan ini, perusahaan telekomunikasi sudah tentu harus mempersiapkan model bisnis yang tepat serta menyediakan infrastruktur untuk data trafik dan proses billing yang sesuai.
Dalam model iklan retail tradisional, penyedia konten menyediakan program yang membuka peluang beriklan sedangkan delivery operator menjual dan menyalurkan iklan. Penyedia konten mengutip pembayaran dari konten yang bisa diiklankan dan delivery operator mengumpulkan semua pendapatan iklan dari penjualan iklan melalui sales force.
Sedangkan dalam model bisnis iklan wholesale yang baru, penyedia konten menyediakan materi yang dapat disisipkan iklan pada operator penyedia IPTV, namun dapat menetapkan pilihan iklan untuk target pasar tertentu. Operator juga dapat memberi informasi ke penyedia konten terkait dengan jumlah pemirsa yang melihat iklan dan berapa banyak jumlah yang melewatkannya (memindahkan channel). Sehingga, alih-alih memasang iklan secara nasional atau lingkup regional, penyedia konten dapat menempatkan iklan individual dalam suatu kota tertentu, atau spesifik area, atau bahkan target pasar dari kelompok demografis tertentu.
Riset dari Infonetics memperkirakan pelanggan IPTV di seluruh dunia akan tumbuh 53.7 juta di tahun 2009 dengan pendapatan sebesar US$38 milyar. Namun mengejar pertumbuhan ini dalam pasar yang kompetitif bukan hal yang mudah. Sebagai penyedia layanan video setelah operator satelit dan cableTV, penawaran IPTV oleh perusahaan telekomunikasi memerlukan pembeda (diferensiasi) dari layanan yang ada.
Salah satu fitur pembeda adalah melalui kemampuan pengalamatan (addressability). Jaringan IPTV mampu menyalurkan konten ke penerima individual, sehingga memungkinkan untuk beriklan secara spesifik (addressable advertising). Pada akhiirnya kemampuan ini bisa menjadi “enabler” bagi operator IPTV untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui iklan seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan.
Untuk dapat memperoleh pendapatan ini, perusahaan telekomunikasi sudah tentu harus mempersiapkan model bisnis yang tepat serta menyediakan infrastruktur untuk data trafik dan proses billing yang sesuai.
Dalam model iklan retail tradisional, penyedia konten menyediakan program yang membuka peluang beriklan sedangkan delivery operator menjual dan menyalurkan iklan. Penyedia konten mengutip pembayaran dari konten yang bisa diiklankan dan delivery operator mengumpulkan semua pendapatan iklan dari penjualan iklan melalui sales force.
Sedangkan dalam model bisnis iklan wholesale yang baru, penyedia konten menyediakan materi yang dapat disisipkan iklan pada operator penyedia IPTV, namun dapat menetapkan pilihan iklan untuk target pasar tertentu. Operator juga dapat memberi informasi ke penyedia konten terkait dengan jumlah pemirsa yang melihat iklan dan berapa banyak jumlah yang melewatkannya (memindahkan channel). Sehingga, alih-alih memasang iklan secara nasional atau lingkup regional, penyedia konten dapat menempatkan iklan individual dalam suatu kota tertentu, atau spesifik area, atau bahkan target pasar dari kelompok demografis tertentu.
No comments:
Post a Comment