Setelah beberapa bulan lalu sempat mencuat kepermukaan, issue konsolidasi FWA Telkom-BTEL nampaknya mulai mereda. Apakah ini sinyal bakalan pergantian Direksi? boleh jadi, tapi issue ini jadi semakin membuka pemahaman adanya konsolidasi politik dan bisnis yang menekan perusahaan plat merah.
Posting kali ini diambil dari artikel Koran-Jakarta dengan judul “Strategi Bisnis : Konsolidasi Flexi dengan BTEL Tidak Mendesak” hari Jumat, 09 Juli 2010.
Berikut cuplikannya.
Telkom siap menghentikan sementara pembahasan konsolidasi unit usaha FWA, Flexi dengan BTEL. Telkom akan tetap fokus membesarkan Flexi, sedangkan soal konsolidasi adalah masalah diskusi bisnis yang bisa dilakukan kapan saja.
Sebelumnya, Menteri BUMN meminta Telkom menunda sementara rencana merger layanan Flexi dengan BTEL hingga manajemen baru Telkom terbentuk. Mustafa beralasan bahwa manajemen baru yang akan terbentuk belum tentu punya strategi yang sama dengan manajemen saat ini.
Beberapa pengamat keuangan menyebutkan Telkom sebaiknya fokus mengembangkan Flexi karena konsolidasi dengan BTEL tidak ada untungnya, bahkan Telkom akan menanggung utang BTEL. Bakrie dalam mencari modal itu biasanya melakukan Repo (gadai saham), seandainya pembelian terjadi, berarti semua beban akan ditanggung Telkom. Tidak ada hal mendesak bagi Telkom untuk mengonsolidasikan Flexi karena pangsa pasar telepon tetap masih dikuasai, dan Telkomsel yang mengusung teknologi GSM tetap berjaya. Manajemen dan pemegang saham Telkom agar berhati- hati dalam mengambil aksi korporasi karena bisa saja ada somasi akibat masyarakat dirugikan.
Analis Sekuritas, juga mengomentari bahwa TelkomFlexi tidak menderita kerugian apa pun dengan adanya penundaan rencana konsolidasi bisnis tersebut. Karena secara infrastruktur, jumlah pelanggan, maupun teknologi, TelkomFlexi lebih unggul dibandingkan BTEL. Namun potensi BTEL untuk mendongkrak pendapatan menjadi terhambat dengan tertundanya rencana konsolidasi bisnis tersebut.
Posting kali ini diambil dari artikel Koran-Jakarta dengan judul “Strategi Bisnis : Konsolidasi Flexi dengan BTEL Tidak Mendesak” hari Jumat, 09 Juli 2010.
Berikut cuplikannya.
Telkom siap menghentikan sementara pembahasan konsolidasi unit usaha FWA, Flexi dengan BTEL. Telkom akan tetap fokus membesarkan Flexi, sedangkan soal konsolidasi adalah masalah diskusi bisnis yang bisa dilakukan kapan saja.
Sebelumnya, Menteri BUMN meminta Telkom menunda sementara rencana merger layanan Flexi dengan BTEL hingga manajemen baru Telkom terbentuk. Mustafa beralasan bahwa manajemen baru yang akan terbentuk belum tentu punya strategi yang sama dengan manajemen saat ini.
Beberapa pengamat keuangan menyebutkan Telkom sebaiknya fokus mengembangkan Flexi karena konsolidasi dengan BTEL tidak ada untungnya, bahkan Telkom akan menanggung utang BTEL. Bakrie dalam mencari modal itu biasanya melakukan Repo (gadai saham), seandainya pembelian terjadi, berarti semua beban akan ditanggung Telkom. Tidak ada hal mendesak bagi Telkom untuk mengonsolidasikan Flexi karena pangsa pasar telepon tetap masih dikuasai, dan Telkomsel yang mengusung teknologi GSM tetap berjaya. Manajemen dan pemegang saham Telkom agar berhati- hati dalam mengambil aksi korporasi karena bisa saja ada somasi akibat masyarakat dirugikan.
Analis Sekuritas, juga mengomentari bahwa TelkomFlexi tidak menderita kerugian apa pun dengan adanya penundaan rencana konsolidasi bisnis tersebut. Karena secara infrastruktur, jumlah pelanggan, maupun teknologi, TelkomFlexi lebih unggul dibandingkan BTEL. Namun potensi BTEL untuk mendongkrak pendapatan menjadi terhambat dengan tertundanya rencana konsolidasi bisnis tersebut.
No comments:
Post a Comment