Pernah dengar prinsip Pareto? Atau sering juga dikenal dengan aturan 20-80? Prinsip ini menyatakan bahwa 20% penyebab berdampak 80%. Pertama kali digagas oleh Vilfredo Pareto yang pada tahun 1906 mengamati bahwa 80% tanah di Italia dimiliki oleh tuan tanah yang hanya 20% dari populasi. Kemudian prinsip ini menyeruak dibahas di ranah bisnis ketika Joseph M. Juran pakar Quality Management mengulasnya.
Di awal 2000an, ketika era digital, dimana beberapa materi dan konten sudah dapat dikodekan dengan biner dan teknologi penyimpan semakin efisien bahkan cenderung gratis, muncul prinsip yang sedikit berbeda dengan Pareto. Sehingga kalau biasanya orang akan menganalisa dimana 20% yang akan berdampak pada 80% pencapaian agar lebih optimal, di era digital sisa 80% tadi juga masih dikelola. Namun asumsinya sisa 80% tadi bisa menjadi 200%, 1000% atau jutaan% kalau jumlah item di luar item 20% ternyata hampir tak berhingga. Muncul prinsip Long Tail yang di gagas oleh Chris Anderson kepala editor Wired.
Article ini pernah saya unduh 3 tahun lalu, meski kalian bisa juga meng’akses langsung ke tulisan om Chris yang berjudul “The Long Tail”.
Di awal 2000an, ketika era digital, dimana beberapa materi dan konten sudah dapat dikodekan dengan biner dan teknologi penyimpan semakin efisien bahkan cenderung gratis, muncul prinsip yang sedikit berbeda dengan Pareto. Sehingga kalau biasanya orang akan menganalisa dimana 20% yang akan berdampak pada 80% pencapaian agar lebih optimal, di era digital sisa 80% tadi juga masih dikelola. Namun asumsinya sisa 80% tadi bisa menjadi 200%, 1000% atau jutaan% kalau jumlah item di luar item 20% ternyata hampir tak berhingga. Muncul prinsip Long Tail yang di gagas oleh Chris Anderson kepala editor Wired.
Article ini pernah saya unduh 3 tahun lalu, meski kalian bisa juga meng’akses langsung ke tulisan om Chris yang berjudul “The Long Tail”.
.
Apakah Pareto atau Long Tail yang lebih utama? Bisa jadi perdebatan, namun posting kali ini ingin lebih melihat bahwa dunia digital meng’enable pengelolaan konten yang semula trivial.
.
.
Selamat membaca..
No comments:
Post a Comment