Wednesday, April 29, 2009

25th April 2009 Class at a Glance (Lanjutan)

Sebagai lanjutan dari posting sebelumnya, berikut ini kembali kita bahas paparan bedah buku yang lain.

Posting sebelumnya meski telah dibahas detil sebagian bab-1, namun materi paparan tim-1 dengan judul Ma Bell and Her “Natural Monopoly” baru bisa diunduh disini. Materi tim-1 sudah ditranslasikan ke bahasa meski terkesan mekanik, sehingga pembaca musti hati-hati dan harus sering-sering menengok ebook kembali untuk klarifikasi pengertian. Namun secara umum, paparan yang disajikan cukup lengkap.

Issue natural monopoli, pertarungan bisnis Western Electric dengan Bell, dan Kingsbury Commitment, sesuai ulasan posting sebelumnya, dibahas pada materi ini dengan lanjutannya mengenai topik : dibentuknya FCC untuk mempromosikan universal service, pembagian pendapatan layanan jarak jauh AT&T Long Lines, Final Judgment, kasus Hushaphone sebagai pendobrak awal monopoli perangkat, serta aturan baru yang mengurangi monopoli melalui perlengkapan terminal oleh Carterfone dan service jarak jauh oleh MCI.
.
.
Bagian 5 dipaparkan oleh tim yang beranggotakan Septian dan Yonathan dengan judul The Deuteronomy Networks. Pengertian Deuteronomy, meski bolak-balik dibaca, buat saya tetep saja gak jelas, mungkin kalian perlu baca sampai tuntas satu bab sampai selesai buat ngerti maksudnya dan dikomentarin disini. Tapi pendorongnya tidak lain akibat booming industri Internet yang menciptakan stimulus di industri telekomunikasi dari modal investor yang mencari peluang keuntungan. Hanya saja seperti modal ventura lainnya, mereka cenderung berperilaku “built to flip” artinya mencari keuntungan lewat membangun untuk kemudian menjualnya, bukan semata-mata memperoleh keuntungan dari profit operasional perusahaan. Ada yang masih ingat atau minimal pernah dengar kebalikannya dari “built to flip” ? clue nya Jim Collins. Jawaban bisa melalui komentar buat nambah credit point penilaian bagi jawaban benar dan paling awal.

Bahasan lainnya dari materi bab-5 terkait dengan issue meningkatnya demand bandwidth seiring dengan tumbuhnya bisnis ISP, bahkan kebutuhan dalam bentuk infrastruktur khususnya dark fiber yang bisa di self manage (swa kelola). Sebagai respon dari kebutuhan tersebut muncul beberapa perusahaan yang menggelar fiber seperti Sprint, Qwest melalui jalan rel kereta api nya, Level 3 Communications bentukan dari Metropolitan Fiber Systems, Wiltel sebagai “carrier’s carrier” melalui infrastruktur natural gas pipeline, Metromedia Fiber Network, XO Communications, dan beberapa perusahaan di bisnis kabel laut. Akibatnya kapasitas jaringan fiber-optic meningkat sangat pesat (fiber glut), dampaknya harga bandwidth perlahan mulai turun yang akirnya berpengaruh pada menurunnya ARPU dan pendapatan perusahaan.

Ulasan paparan bab berikutnya kita tunggu di posting depan, stay tune wae lah.

Tuesday, April 28, 2009

25th April 2009 Class at a Glance

Konten pada sessi klas menjelang akhir semester diisi dengan tugas paparan bedah buku yang belum tampil ke depan. Setelah minggu sebelumnya diselesaikan oleh 5 tim pertama, kali ini 5 tim berikutnya yang mendapat giliran.


Saya coba bahas mulai dari bab-1 (mungkin urutannya tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan ehm maksudnya di klas) yang telah dipaparkan oleh A.I. Syalaby dan I Halim.

Bahasan pada bab pertama eBook The Great Meltdown membahas issue natural monopoly yang terjadi di perusahaan Bell dan perusahaan telekomunikasi lainnya di dunia dengan alasan “has sufficient economy of scale and a high entry cost”. Industri ini mulai monopoli sejak era Western Union yang mengendalikan bisnis telegraph di US. Perdebatan tentang siapa penemu telephone (Alexander Graham Bell ataukah Elisha Gray) menjadi isu pertarungan bisnis melalui hak paten dan lawyer antara Western Electric Company (gabungan unit manufaktur Western Union dan Gray & Barton) dengan Bell yang akhirnya dimenangkan Bell dengan mengantongi hak paten monopoli selama 17 tahun. Monopoli yang berakhir tahun 1893 tersebut telah membawa Bell menjadi perusahaan American Bell Telephone Company yang tumbuh pesat dengan model bisnis vertically integrated sebagai pabrikan perangkat (termasuk mengakuisisi Western Electric di tahun 1881) dan juga penyedia layanan.

Meski demikian tidak semua area mendapat layanan telepon dari Bell, sehingga paska monopoli berakhir beberapa pemain baru mulai muncul baik di area yang belum terjamah layanan Bell maupun area yang harus head to head dengan Bell, dan hasilnya setelah 10 tahun berjalan terdapat 2 juta pelanggan baru diluar perusahaan Bell dan pangsa pasar Bell anjlok ke angka 40% (ada yang bisa nebak berapa pelanggan Bell saat itu? Kirimkan jawabannya melalui komentar untuk mendapatkan point reward untuk jawaban pertama yang benar). Sehingga praktis layanan lokal saat itu sudah kompetitif, meskipun layanan jarak jauh masih dikendalikan Bell.

Perkembangan Bell, yang selanjutnya menjadi AT&T hasil reorganisasi perusahaan di tahun 1899, semakin memperkuat monopoli dengan pembelian (mungkin lebih tepat mencaplok) perusahaan kompetitor dan penolakan melakukan interkoneksi dengan perusahaan telepon independen. Akibatnya pada tahun 1913 departemen kehakiman US melakukan gugatan yang diakhiri oleh kesepakatan oleh Nathan Kingsbury, Vice President AT&T saat itu, untuk bersedia menyediakan interkoneksi dan menghentikan pencaplokan perusahaan pesaing, kecuali yang memang bakalan angkrut. Kesepakatan ini lebih populer dikenal sebagai “Kingsbury Commitment”.

Oops pembahasan nya jadi terlalu detil ... sementara bab lain belum kebagian diulas...

Okay untuk posting kali ini kita sudahi disini dulu, bagian lain akan diulas di posting berikutnya...

Saturday, April 18, 2009

Layar Tancep April 2009 : Divestiture

Posting ini terkait dengan salah satu materi dari bedah buku The Great Meltdown khususnya mengenai Divestiture di US. Video diambil dari (lagi-lagi) Youtube mengenai diskusi panel Internet Society dan Open Infrastructure Alliance memperingati 25 tahun dipecahnya AT&T. Konten diskusi membahas berhasil tidak kah program Divestiture tersebut, tidak heran judul presentasinya “Has Divestiture Worked?”.
Event ini belum lama berselang (6 Maret 20090 yang berlangsung di NYU. Tujuan konferensi ini membahas tentang sejarah seperempat abad lalu yang mendiskusikan issue pasar, pandangan masa depan dari telekomunikasi & broadband di US yang mengarah pada jaringan dengan kecepatan tinggi yang ubiquitous (ada dimana-mana) dan berbasis pada infrastruktur yang terbuka pada semua operator (pemain) sehingga memberikan pilihan pada pelanggan, harga yang rendah dengan kualitas produk dan layanan inovatif.

Video clip dari diskusi panel tersebut dibagi 3 bagian. Bagian pertama berjudul Has Divestiture Worked? Panel 1 - Historical perspective yang bisa dilihat pada tayangan berikut.



Panel Historical perspective membahas tentang : overview dan indikator finansial yang terjadi seperempat abad lalu; dari aspek konsumer melihat biaya telepon dan issue broadband; perspektif dari FCC selama pemecahan; pengaruhnya terhadap industry ISP/CLEC; kegagalan fundamental pasar di sektor telekomunikasi; serta bagaimana deregulasi berhasil menjalankan operasi divestiture namun pasien menjadi sekarat.

Panel kedua membahas kondisi saat ini dengan paparan berjudul “Has Divestiture Worked? Panel 2 - The Present State”.

Sedangkan panel ketiga membahas kondisi kedepan dengan judul “Has Divestiture Worked? Panel 3 - The Future State and Alternative Approaches:”.

Keduanya bisa langsung diakses di situs Youtube.

18th April 2009 Class at a Glance

Alhamdulillah, setelah tertunda beberapa kali pertemuan, akhirnya program bedah buku dari ebook dengan judul “The Great Telecom Meltdown” oleh Goldstein, Fred R. terlaksana juga di pertemuan hari ini.


Program ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan minat baca di kalangan pemirsa klasmaya. Setelah ditengarai sulit untuk mencari dan mendapatkan buku acuan, kalaupun ada tidak mudah untuk menjadikan prioritas membeli buku tersebut. Sehingga diambil alternatif ebook yang bisa didownload gratis, meski bukan buku referensi formal dari institusi, namun kontennya cukup representatif.


Tapi minat baca tidak bisa sekedar dilihat dari berapa banyak hits mengunduh ebook. Tugas klasik meresume dan mempresentasikan dirasa masih cukup efektif untuk paling tidak membaca, meng”copy paste”, bahkan beberapa tim sudah mentranslasikannya. Apapun itu, yang penting ada usaha untuk membaca.


Mungkin ada beberapa anggota kelompok tidak melalui proses tersebut, boleh jadi beberapa pemirsa mendapat benefit dari anggota tim lain tanpa harus bersusah payah menjalankan proses baca, summary, translasi, dan penyiapan materi paparan, hanya sekedar expose materi di depan kelas bahkan ada juga yang tidak. Kenyataannya, benefit sesungguhnya diterima oleh si pelaku yang menjalankan proses keseluruhan.


Prosesnya memang susah, walau tidak semua merasa susah payah. Frankly speaking, saya sendiri belum baca semua bab, cuman beberapa bab yang bikin penasaran isinya. Tapi dari beberapa bab yang terbaca, sekilas tidak dipungkiri bahwa tidak mudah membaca bukunya om Goldstein, format tulisan berbentuk narasi yang hanya dimengerti oleh pembaca yang mengalami situasi disana. Namun bukan berarti pembaca seperti kita sama sekali tidak perlu tahu, ada beberapa bagian yang bisa diambil pelajaran dan menambah wawasan pengetahuan industri telekomunikasi dan telematika umumnya.


Kesempatan pertama paparan dibuka oleh tim-2 yang dibawakan oleh Grace, Yoel, dan “last but not least only late” Satrio dengan bahasan “The Rebirth of Competition”.


Paparan diawalii dengan case “hushaphone” (sebenarnya bisa jadi cerita menarik), bahasan perkembangan perangkat PBX (mulai dari teknologi step-by-step Strowger’s, crossbar, electromechanical relay switching matrices, Dimension, dan digital PBX), peluang PBX dengan OA (Office Automation) jargon yang sangat populer pada saat itu, sampai ke persaingan RBOC melalui Centrex dan AT&T dengan PBX nya. Perkembangan LAN yang salah satunya dimotori oleh lahirnya Ethernet dari Xerox mendorong IVD (integrated Voice Data?) dan ide integrasi LAN dengan PBX selain pengembangan oleh kompetitor Carterfone melalui Interconnect systems.


Munculnya MCI melalui jaringan microwave mengancam monopoli AT&T, bahkan dari aspek regulasi, hukum Antitrust mendorong pendatang baru seperti MCI bisa mengklaim monopoli layanan jarak jauh oleh AT&T.

Paparan selanjutnya diberikan oleh kelompok-3 dengan bahasan berjudul “Divestiture: Equal Access and Chinese Walls” yang dibawakan oleh Sangap, Ronny, Nicky, dan Edfri. Terminologi divestiture mungkin bukan istilah umum namun sudah menjadi istilah yang populer di industri telekomunikasi US. Divestiture pada ghalibnya adalah restrukturisasi AT&T yang memotong monopoli vertical integration dimana awalnya memisahkan bisnis pabrikan yang dikelola melalui Western Electric dan bisnis layanan akses telekomunikasi yang kemudian dikelola oleh 7 Regional Bell Operating Companies (RBOC), sementara bisnis jarak jauh masih dipegang AT&T.


Keputusan Final Judgment juga melarang AT&T berbisnis di industri komputer meski saat itu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Amerika (contoh kasus transistor dan OS UNIX). Melalui restrukturisasi, regulator juga berencana merevisi rate dan monopoli layanan jarak jauh termasuk layanan 0800.


Bahasan lain adalah perkembangan ISDN yang mendapat saingan berat dari internet akses melalui ADSL. ISDN kemudian dikembangkan melalui B-ISDN dan teknologi ATM. Pada akhirnya perkembangan ATM menjadi backbone ISP dan bagian yang mendasari teknologi layanan DSL dan menjadi tawaran RBOC ke segmen residensial.


Presentasi ketiga disajikan oleh kelompok-4 dengan bahasan berjudul “The Internet Boom and the Limits to Growth” oleh Samuel, Yenny, Ridwan dan Shannoto.


Paparan dimulai dengan sejarah internet dari eksperimen (the famous) ARPANet, jaringan milik Department Pertahanan US. Diulas juga standard layer OSI (Open Systems Interconnection) melalui OSIRM (reference model) yang disusun oleh ISO (International Organization for Standardization) namun secara de facto TCP/IP menjadi the real open protocol for interconnecting systems.


Perkembangan selanjutnya, akibat banyak perusahaan dan universitas memiliki akses di jaringan internet, di tahun 1987 National Science Foundation mengambil alih ARPANet menjadi NSFNet yang tidak bisa dipake secara komersil (sebenarnya cerita ini bisa dielaborasi lebih banyak oleh tim).


Privatisasi NSF dilakukan melalui Advanced Networks and Solution (ANS) di tahun 1990 yang dikelola oleh 3 pemilik yaitu University of Michigan karena telah memiliki ijin (?) jaringan regional, MCI yang berkontribusi membawa bandwidth (traffik) dan IBM yang menyediakan perlengkapan komputer. Tahun 1991, ANS meminta ijin ke NSF (bukan kebalikan nya seperti di slide) untuk menyediakan layanan komersil di internet.


Bahasan lain dari paparan menyebutkan pula meledaknya kesibukan jalur jaringan internet seiring bergabungnya banyak user. Kapasitas koneksi internet berkembang pesat akibatt banyaknya aplikasi baru serta maraknya komputer dengan teknologi baru.


Issue “Dotcom Bubble” dari meningkatnya saham perusahaan yg berhubungan dengan internet akibat persepsi investor yang menduga harganya akan terus meningkat. Bisnis kolokasi juga meraup untung dari carrier hotel dengan tingkat okupansi yang tinggi. Booming internet jelas berpengaruh pula pada bisnis pabrikan perangkat telekomunikasi dan internet.


Dua tim terakhir, mengulas bab-6 dan bab-9, belum sempat terekam file presentasinya sehingga akan disampaikan di posting berikutnya.


Tim lainnya, 1,5,7,8,dan 10 diharapkan sudah dapat mempersiapkan diri di pertemuan berikut. Applause bagi yang sudah tampil, meski ada beberapa satu dua miss-persepsi dan kebingungan, namun usaha tersebut tidak ada yang sia-sia. Selamat.

Friday, April 17, 2009

Tugas paparan bedah buku

Kalau tidak salah tugas bedah buku ini cukup lama tertunda-tunda. Saya berharap Sabtu besok sudah bisa terealisir, tim bisa hadir dengan lengkap, kalaupun masih ada yang belum berkoordinasi bisa disampaikan saja permasalahannya. Issue koordinasi juga menjadi aspek yang menjadi konsideran penilaian. Paparan masing-masing tim maksimal cukup 20 menit saja. Dari 10 tim yang akan tampil, boleh jadi diselesaikan dalam 1 atau dua sessi pertemuan.

Tugas lain, relatively kontribusi, dimana pemirsa Klasmaya bisa berpartisipasi dalam program ”Quiz Dari Kami Untuk Kami” atau ”4 Ourself Quiz”. Program mengacu pada seluruh artikel yang sudah di submit pemirsa di OBT, baik artikel sendiri maupun artikel dari rekan atau pemirsa lain. Partisipasi dalam bentuk penyusunan soal quiz (bisa multiple choice ataupun pertanyaan biasa) lengkap dengan jawabannya. Setiap soal dan jawaban juga sebaiknya dilegkapi sumber artikel. Pertanyaan bisa lebih dari satu. Setiap pertanyaan yang baik akan memberikan kredit pada penilaian.

Pertanyaan dan jawaban Quiz bisa disubmit melalui email saja, untuk “keseruan” program ini. Semakin banyak soal yang bermutu dan berbobot, semakin besar kemungkinan untuk ditampilkan dalam bentuk ”real” soal, sehingga semakin besar kemungkinannya untuk mengetahui jawabannya.

Ciao.

Tuesday, April 14, 2009

11th April 2009 Class at a Glance: Quiz and Regulation of BRTI, FWA, and Competition

Setelah hampir setengah bulan off (seingat saya klas terakhir tanggal 28 Maret 2009), akibat delay, lupa, dan kelewatan, akhirnya pertengahan April ini klas dimulai lagi. Unfortunately, mungkin karena periode pemilu, sehingga banyak yang pulang kampung untuk menyalurkan hak pilihnya (saya sendiri tidak mencoblos untuk beberapa alasan, hanya mencontreng), atau karena hari kejepit buat long week end, tanggal 11 April lalu hanya diikuti oleh paling tidak separuh dari pemirsa yang terdaftar.

Hal kedua yang disayangkan, program saya hari itu untuk memberikan kesempatan pemirsa memaparkan tugas bedah buku juga tidak memungkinkan, karena di awal klas, seperti biasa belum semua muncul memberikan penampakannya sehingga belum ada tim yang hadir dengan lengkap.

Hal ketiga yang masih mengecewakan, dari sekian pemirsaa yang present, hanya 1 orang saja yang mengumpulkan pekerjan rumah sisanya nihil.

Akhirnya, sesuai deal yang pernah disampaikan sebelumnya, klas di isi dengan quiz terkait dengan materi regulasi.

Sisa waktu klas diisi dengan bahasan singkat (masih) tentang aspek regulasi, antara lain :

Seperti biasa bagi yang belum mengumpulkan tugas-tugas atau pekerjaan rumah bisa langsung di submit melalui email atau posting di OBT. Untuk menghindari miss-receive, karena aktivitas email dan mail-list cukup merepotkan untuk seleksi, harap email yang berhubungan dengan tugas atau klas, diawali text [Klasmaya] pada subject email. Untuk lebih meyakinkan lagi, paska sending email bisa diremind ke nomor cellphone saya (nomor bisa dilihat di handout pertama).

Wednesday, April 08, 2009

Maaf

Hari senin pagi kemarin, sebenarnya saya masih ingat ada kuliah pengganti di jam 04:00. Tapi begitu nyampe kantor, ada tugas dadakan musti presentasi ke salah satu BoD di Jakarta. Sekira jam 10 lebih saya baru berangkat ke Jakarta untuk jadwal jam 14:00. Mungkin karena dadakan, konsentrasi terfokus disana, saya baru ingat jadwal jam 16:00 setelah nyampe di Bandung jam 21:30.

Hapunteun pisan buat pemirsa yang sudah terlanjur hadir. Tadinya saya mau ganti di minggu ini, tapi belum ada waktu yang pas. Jadinya mungkin kuliah pengganti dialokasikan di minggu berikutnya saja paska pemilu.

Sekali lagi maaf.

Saturday, April 04, 2009

Persiapan Tugas paparan bedah e-Book sembari bikin PR

Pagi ini sebenarnya saya sudah sampai di tanah pasundan, hanya saja karena kemarin belum bisa dipastikan pulang kapan, akhirnya ada keputusan penundaan kelas Sabtu ini. Mungkin lebih baik daripada dipaksain malah tertidur, ngantuk, atau gak konsen.

Ada satu hal yang saya baru sadar terlewatkan. Rencana pertemuan berikutnya adalah tugas paparan bedah e-Book yang sedianya minggu lalu. Namun minggu sebelumnya juga sempat disampaikan PR terkait aspek regulasi, tentang membandingkan KM No 20 tahun 2001 dengan KM Perubahannya No 29 dan 30 tahun 2004. Sembari mengingatkan, posting ini menyediakan dokumen terkait (moga-moga bukan jadi alasan terlambat bikin PR).

Thursday, April 02, 2009

Class Delay on 4th April 2009

Berhubung sampai hari ini saya masih di Semarang, maka jadwal kuliah hari Sabtu tanggal 4 April 2009 ditiadakan. Rencananya (saya akan konfirmasi ke BAAK) untuk kuliah pengganti dijadwalkan hari Senin tanggal 6 Maret 2009 jam 16:00. Tempat akan ditetapkan oleh BAAK melalui pengumuman di kampus.

Demikian disampaikan, mohon informasi ini dapat disebarluaskan pada yang berkepentingan. Terima kasih.

diacu dari situs resmi kota Semarang

Wednesday, April 01, 2009

Pengumpulan PR Opini dan Issue Telematika.

Sejak awal Februari lalu, disampaikan PR untuk opini tentang Telematika yang dilanjutkan dengan PR berikutnya tentang Hot Issue yang terjadi di media berkaitan dengan telematika. Beberapa sudah menyampaikannya melalui penyampaian phisik. Namun saya sampaikan kalau bisa file phisik diposting juga di OBT. Beberapa yang belum menyampaikan dalam bentuk phisik lembaran jawaban PR, langsung mempostingnya di blog interaktive OBT.

Minggu lalu saya sudah diingatkan untuk pengumpulan nilai sementara dari BAAK. Salah satu item yang diambil mengacu pada PR tersebut. Karena kita tidak bikin UTS, maka porsi PR jadi cukup besar. Ada beberapa yang terlambat posting (paska 20 Maret) sehingga belum masuk ke nilai sementara, tapi jika sudah nantinya akan masuk ke nilai akhir.

Untuk menghindari faktor kealpaan, atau miss-posting, berikut ini saya sampaikan daftar nama-nama yang sudah mengirim posting Opini dan Issue (1), Opini saja (2), Issue saja (3), belum keduanya (4).


(*) Note, jika ada kesalahan dalam pengumpulan daftar diatas, mohon komentar termasuk evidennya.