Situs www.telecomlead.com dengan judul Telecom markets in China, India and Indonesia to drive mobile broadbandgrowth in 2012 yang ditulis 16 Februari lalu menuliskan
Emerging market
operators will see double digit mobile connections growth in 2012. Mobile
markets with relatively low mobile penetration, such as China, India and
Indonesia, will be the key drivers of this growth. Mobile broadband will be the
main driver of this growth, according to Ovum.
Sebenarnya di Indonesia sendiri mobile penetration sudah
mendekati jumlah populasinya, meski sebagian diakibatkan oleh pelanggan yang
memiliki seluler lebih dari satu nomor.
Tapi untuk mobile broadband, saya setuju masih memungkinkan pertumbuhan
dua digit di Indonesia.
Grafik yang dibuat dari data GSMA menunjukkan posisi mobile
broadband readiness index Indonesia berada di urutan 10 diantara 16 negara Asia
Pacific (mustinya 17 negara, tapi saya kehilangan angka index Bangladesh dari
artikel situs tersebut)
Ovum said that revenue
growth, margins and return on investment will be far more important metrics
than connections growth in 2012 as connections and average revenue per user
(ARPU) are becoming increasingly irrelevant due to the growing prevalence of
multiple SIM ownership in most markets.
A decline in
smartphone prices and feature phones with enhanced capabilities will further
drive the demand for data. Many feature phones will offer comparable
capabilities and user experiences to smartphones at a significantly lower
price.
Jika mengacu pada Dokumen ITU: Measuring the InformationSociety 2011, ICT Development Index (IDI), khususnya yang saya cuplik
untuk negara di regional Asia, dapat digambarkan sebagai berikut:
Secara Global, Korea menempati ranking-1 diikuiti oleh
negara Swedia, Islandia, Denmark, Finland yang disusul negara Asia kedua Hong
Kong. Sementara Jepang dan Singapura menempati posisi di urutan 13 dan 19 di
tahun 2010.
Data ITU juga menunjukkan Negara Saudi Arabia selama tahun
2008-2010 memperlihatkan peningkatan IDI tertinggi (dari 4.13 menjadi 5.42) diikuti
Qatar, Belarusia, dan Macau.
Jika diukur dari perubahan ranking IDI, maka Armenia menjadi
negara yang yang melompati urutan tertinggi dari ranking 86 di tahun 2008
menjadi ranking 72 di tahun 2010. Urutan lompatan ranking IDI berikutnya
dipegang oleh Vietnam, Maroko, dan Saudi Arabia. Sedangkan untuk penurunan
rangking tertinggi dipegang oleh Thailand dan Cuba, meski tidak ada satupun
yang mengalami penurunan index IDI.
Bagaimana dengan Indonesia?.
Negara kita yang tercinta, mengalami peningkatan index IDI dari angka
2.39 di tahun 2008 menjadi 2.83 di tahun 2010, atau naik sebesar 0.44 point.
Sementara dilihat dari sisi rangking, Indonesia juga mengalami kemajuan dari
sebelumnya di rangking 107 dunia ke urutan 101, meski masih di atas 100 besar
dunia.
Jika dibandingkan dengan populasi dari Negara Asia Pasifik
data GSMA, sebanyak 15 negara (minus Taiwan yang tidak terdaftar di dokumen ITU),
maka Indonesia berada diurutan 12. Namun kondisinya memang berbeda mengingat
data ITU merupakan representasi tahun 2010 sedangkan GSMA merupakan data tahun
2011. Dengan kata lain diperkirakan IDI Indonesia di tahun 2011 akan semakin
meningkat dibanding tahun 2010. Sayangnya, ITU kemungkinan baru akan melakukan
survey IDI berikutnya untuk data tahun 2012. Kita tunggu saja laporannya di tahun
2013 (lama banget ya!)
No comments:
Post a Comment