Berita yang dilansir koran Bisnis Indonesia dengan judul “1,7 Miliar Perangkat Di RI Akan Terkoneksi Pada 2020” tanggal 16 March 2011 minggu lalu cukup menarik saya posting disini, karena hampir bersamaan saya juga membaca artikel dari situs Total Tele di tanggal yang sama dengan judul “Google sees 15bn connected devices in next five to eight years”
Perkiraan yang disampaikan Erricson Indonesia mengacu pada angka perkiraan 50 miliar perangkat di tingkat global yang saling terhubung dari 8 miliar populasi manusia dunia sesuai proyeksi PBB. Sehingga dengan proporsi sederhana dari angka perkiraan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 270 juta, diperkirakan ada sekira angka 1,7 milyar tadi. Asumsi ini menyiratkan perangkat di Indonesia akan berkontribusi sesuai dengan proporsi populasi negara kita terhadap dunia. Boleh setuju boleh tidak, terserah, namanya juga asumsi analis.
Sementara di artikel kedua, Google memprediksi 15 milyar di 5-8 tahun kedepan. Kalau asumsi Google di tahun 2020 dianggap menjadi 17bn devices, artinya kita (dalam hal ini Republik Indonesia) seperti yang diperkirakan Erricson Indonesa berkontribusi sekirta 10% dari global piranti terhubung internet. Angkanya jauh berbeda dengan analisa pertama diatas.
Mungkin saya ada yang salah baca, melihat perkiraan yang cukup berbeda antara PBB dengan Google. Tapi saya belum lihat bedanya, kecuali angka tadi.
Issue lain di artikel pertama menyebutkan tahapan pemanfaatan Internet :
1. Network Consumer Electronics,
2. Network Industry,
3. Network Society.
dengan landasan mobility, broadband dan cloud.
Sementara di artikel kedua mengulas perkiraan di masa depan.terkait issue peralihan dari konten pre-programmed ke consumer-designed. Kalau saya boleh edit statementnya : “The next generation are not going to accept a pre-programmed notion of being told what they should see at what point in time, but they will design what they want to watch by themselves”.
No comments:
Post a Comment