Tuesday, March 31, 2009

28th March 2009 Class at a Glance

Mungkin ada mis-komunikasi. Meski kita sudah sediakan moda alternative lewat Klasmaya, tapi masih ada saja salah tafsir. Sedianya tugas bedah buku dari eBook Meltdown direncanakan dalam bentuk paparan, namun tugas yang dikumpulkan berbentuk narasi. Format narasi inipun sebenarnya bisa diterima, masalahnya hampir semua tim belum mempersiapkan tugas ini untuk dipresentasikan, walhasil rencana paparan sessi kemarin gagal maning, kita tunggu minggu depan.

Untuk mengisi klas, akhirnya dibahas aspek regulasi telekomunikasi Indonesia. Dua UU yang cukup representatif, yaitu UU No 3 / 1989 dan UU No 36 / 1999 tentang Telekomunikasi dikupas cukup detil. Untuk mempermudah pemahaman, dipergunakan format komparasi. Sayang format ini sengaja tidak saya share agar pemirsa bisa lebih kreatif menganalisa sendiri dari material UU yang tersedia.

Sebagai pelengkap, disini disampaikan pula PP (Peraturan Pemerintah) No 8 / 1993 dan PP No 52/2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi untuk menambah pemahaman kedua UU ini. Keempat materi ini sebenarnya ada di situs Dirjen Pos dan Telekomunikasi, yang menyediakan dengan lengkap segala undang-undang, peraturan dan kebijakan lain terkat dengan regulasi telekomunikasi (misalnya interkoneksi atau aspek lainnya). Tapi kalau pun belum sempat mampir ke situs tersebut, posting ini juga menyediakan UU dan PP tersebut.

Bahasan lebih menekankan perubahan dari UU No 3 / 1989 dan UU No 36 / 1999, sekira 10 tahun, terkait dengan deregulasi, perubahan dari monopoli menjadi pasar terbuka (kompetisi), meskipun untuk industri tertentu masih duopoli. Deregulasi dipengaruhi gelombang globalisasi, dan pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi yang mengakibatkan perubahan yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan dan cara pandang terhadap telekomunikasi. Globalisasi semacam WTO, persayaratan IMF, maupun tekanan negara besar boleh jadi menjadi salah satu driver deregulasi. Aspek lain seharusnya terkait dengan tujuan untuk meningkatkan penetrasi dan densitas sarana telekomunikasi dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur, peningkatan perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat.

Studi dari ITU menyebutkan bahwa peningkatan 1% densitas telekomunikasi suatu negara akan meningkatkan 3% pertumbuhan ekonomi. Apakah teorema tersebut berlaku di negara kita perlu dilihat lagi histori beberapa tahun lalu. Sementara, kajian beberapa analis tahun terakhir yang punya korelasi dengan studi ITU tersebut, menyebutkan bahwa pertumbuhan Developed Country bisa dipengaruhi oleh densitas broadband, meski mereka tidak menyebutkan angka matematis dari pertumbuhan tersebut.

Friday, March 27, 2009

21st of March 2009 Class at a Glance


Saya pikir Class at a Glance minggu lalu sudah di submit, eeh ternyata belum, padahal filenya sudah disiapkan dari minggu lalu, hanya gara-gara jarang nengokin Klasmaya. Mungkin kalau sudah pensiun dari kerjaan kantoran, Klasmaya bisa diupdate harian, ahh ngelamun. Kalau yang lain bisa update FaceBook per hari bahkan lima kali lebih, bak sholat lima waktu saja, mungkin kalau pengaturan waktunya bisa lebih dikelola lebih efektif, Klasmaya juga bisa diupdate lebih sering, dari pada sekedar “Class at a Glance”.

Okay … minggu lalu praktis kita sudah bahas sisa bagian dari A. Z. Dodd yaitu bab 6 sampai bab 10. Lagi-lagi materi diambil dari tugas tahun lalu, mungkin kedepan saya akan coba benahi daripada sekedar cuplikan. Bab 6 dibahas materi terkait “Layanan Jaringan Terspesialisasi”. Meski ada beberapa layanan yang termuat di buku, namun materi yang disampaikan lebih memfokuskan pada layanan ATM, SONET dan DSL termasuk salah satu keluarga DSL yang popular, ADSL. Ada yang tahu perbedaan A di ATM dengan A di ADSL?.

Bab selanjutnya dibahas materi dengan judul “MODEM dan Peralatan Akses” yang jelas-jelas sesuai judul membahas aspek terkait modulator demodulator dan beberapa DCE lainnya seperti NT1s; CSU / DSU; Modem PCMCIA, Modem kabel, dan Set-top boxes. Ada yang bisa kasih gambaran kalau buat IPTV pakai DCE kayak gimana?

Bab Internet dibahas dari mulai sejarah Internet, layanan Internet, WWW, HTML, Hosting, Privasi, sampai alamat internet. Cukup lugas, meski beberapa bagian hilang, seperti Intranet & Extranet, atau markup language lain, jadi sebaiknya pemirsa baca buku asli atau terjemahannya untuk lebih melengkapi cerita.

Bab-9 dibahas thema Konvergensi, kemampuan sebuah jaringan untuk memuat semua jenis lalu lintas seperti suara, data, dan video sebagai sebuah paket. Kemampuan jaringan ini didorong oleh : Advance Router, Digital Signal Processor, Optical & Programmed Switch, Compression & Protocol, DWDM.

Terakhir dari resume bedah buku A.Z.Dodd dibahas Layanan Wireless mulai dari teknologi analog AMPS sampai berbasis digital seperti D-AMPS, GSM, CDMA, PCS, SMR, dan CDPD (ada yang inget 3 akronim terakhir ?). Selain aspek teknologi, paparan ini juga menyebutkan aspek pasar seluler yang terkait dengan antara lain: Efforts to Improve Service; Health Concerns; Safety on the Road; Privacy and Advertising Instructions on Cellular E911; Called Party Pays; Limited Mobility Wireless for Local Telephone Service; Wireless Number Portability; dan Limitations of Circuit-Switched Cellular for Data. Konten lain terkait dengan wireless yang turut dipaparkan antara lain: spectrum allocation, 2G-3G Transition, Paging dan Satellite Service.

Jadi tuntas sudah seluruh bab dalam buku acuan resmi dipaparkan, namun bukan berarti materinya hanya yang ada di presentasi, tapi yang utama tetap di buku referensi.

Bagaimana dengan bedah buku tahun ini? Apakah lebih menarik dan berbobot? Kita tunggu saja ....

Sunday, March 22, 2009

Task of the next bi-week (EL-102 28th March 2009)

Lagi-lagi tugas. Seperti biasa saya musti sharing file materi tugas, jauh-jauh hari sebelumnya biar gak ada alasan bahan baru diterima “ngedadak”. Tugas buat minggu depan dan minggu berikutnya adalah bedah buku dari eBook dengan judul “The great telecom meltdown” yang ditulis Goldstein, Fred R. Sekilas buku ini mirip dengan buku acuannya A. Z. Dodd dengan setting cerita US nya, meski tidak terlalu menyinggung aspek teknis dengan istilah dan gambaran konsepnya tapi lebih banyak cerita dari sisi bisnis dan sejarah. Saya jadi kepikiran buat bikin buku sejenis yang lebih berbau lokal, maunya sih.

Mungkin begitu konten nya lebih ke cerita jadi lebih sulit buat di rekap dibandingkan konten teknis. Tapi untuk lebih memudahkan pemirsa, rekap cukup dibuat dalam cuplikan bahasa aslinya. Saya juga biasanya hanya meng ‘copy-paste’ bagian yang jadi intisari bahasan bab, jadi tidak perlu tulis ulang. Sehingga materi presentasi hanya bagian-bagian penting dari buku yang bisa dipaparkan dalam presentasi.

Untuk lebih mengakrabkan klas dari kubu EL dan SK, saya coba pengelompokkan tim di campur dengan komposisi, moga-moga sudah seimbang, dan jumlah anggota tim yang berbasis simply jumlah halaman. Kalau toh ada usulan untuk pindah, sepanjang tidak terlalu merusak tatanan sebelumnya bisa dilakukan, asalkan disepakati supply dan demandnya. Pindah masih diperbolehkan asal sepakat, namun jumlah anggota tidak bisa berubah.

Karena file eBook nya cukup besar, dokumen saya bagi dua, dimana bagian 1 berisi bab-1 s/d bab-5 sedangkan bagian 2 berisi bab-6 s/d bab-10. Pengelompokkan dapat dilihat pada daftar berikut.

  • Ch-1 : Ma Bell and Her “Natural Monopoly,” 1876–1969 (Andi Ilham Syalaby; Indra Halim)

  • Ch-2 : The Rebirth of Competition (Grace Natalia; Satrio Yudhianto; Yoel A Sadriant)

  • Ch-3 : Divestiture: Equal Access and Chinese Walls (Sangap Y; Christian Pontoh; Nicky; Roni Malik; M. Ilham; Edfri;)

  • Ch-4 : The Internet Boom and the Limits to Growth (Yenny Kartika; Shannoto Soetedjo; Samuel E; Ari Gunawan; Ridwan Sukma P; Fernandes)

  • Ch-5 : The Deuteronomy Networks (Yonathan Nurliawan; Septian)

  • Ch-6 : Losing by Winning: Wireless License Auctions (Bachman Sabar Menanti, Andrew Oroh)

  • Ch-7 : Competitive Access Providers, the Costly Way to Local Competition (Laura Elizabeth; Denny; Asary Larigy; Rinaldy)

  • Ch-8 : DLECs and ELECs: An Exercise in Oversupply (Immanuel Chandra; Fadjar Winastiono)

  • Ch-9 : CLECs’ Winning Strategies Are Met by Rule Changes (Irma Apriyadi; Yohannes Suryanto; Junior Moningka; Pantun Simanjuntak; Ferdian Dumara)

  • Ch-10 : Focusing on the Bottom Line (Andi Asdiar; Dani Ahmad Ramadhan)

Bla ...

intentionally White space

Saturday, March 14, 2009

Task of the week (EL-102 21st of March 2009)

Seperti yang sudah disampaikan di klas offline tanggal 14 Maret 2009, tugas minggu depan adalah membuat analisa industri telematika, yang dalam hal ini diwakili oleh segmen telekomunikasi, dari data di pasar bursa indonesia.

Ada tiga dokumen yang sudah saya unduh dari situs resmi BEJ yang sekarang berubah menjadi IDX (jadi bukan cuman kepompong saja yang berubah). Dokumen ini merupakan regular report dari IDX dengan judul IDX Monthly Statistic. Ketiga dokumen ini saya ambil untuk bulan Desember tahun 2006, 2007, dan 2008 yang mewakili periode tahun tersebut.

Tugas analisa mengacu pada indikator dan parameter yang tersedia di dokumen tersebut, khususnya pada bagian “Financial Data & Ratios”, dari beberapa perusahaan telekomunikasi yang “listed” di pasar bursa IDX. Parameter yang bisa dianalisa antara lain Asset, Liabilities, Equity, Sales, Operating Profit, Net Income, Earning per Share (EPS), Book Value (BV), Price Earning Ratio (PER), Price per Book Value ? (PBV), Debt Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Market Capital yang bisa diambil di “Table Trading by Industry”

Format analisa berupa tampilan grafik dari kombinasi indikator tersebut. Model grafik bebas, bisa grafik pertumbuhan, grafik matriks yang memperlihatkan positioning, atau grafik lainnya (bar, line, atau pie chart). Selanjutnya grafik dikaji dan diberi ulasan dalam bentuk tulisan. Jumlah grafik tidak dibatasi, lebih banyak lebih bagus sejauh indikator yang dibandingkan memiliki makna. Jika kesulitan dengan istilah, bisa dicari di internet.

Selamat menganalisa.

14th of March 2009 Class at a Glance


Pertemuan ketujuh lagi-lagi one sided love eh talk affair, seperti yang diulas posting sebelum ini. Bahasan kuliah (dalam pengertian klise bla-bla monolog) seperti yang sudah direncanakan semula mengambil materi dari buku Anabel Z, Dodd. Bab-1 Konsep Dasar diulas cukup detil dengan cakupan terminologi, protocol, arsitektur, sinyal analog dan digital dan beberapa solusi untuk mengurangi kongesti.

Bab 2, 3 dan 5 yang disampaikan di klas, pada dasarnya mengacu pada result tugas dari klas tahun lalu dalam acara bedah buku Z. Dodd. Klas tahun ini, agar tidak overlap saya akan coba cari buku yang bisa di bedah. So prepare for that.

Kembali ke ulasan bab selanjutnya, pada bab 2 diulas mengenai Sistem Telepon dan Pengkabelan. Sebenarnya aspek ini sudah dibahas minggu sebelumnya khususnya untuk standard yang banyak dipergunakan di lingkup domestik, sementara referensi Dodd mengacu pada kondisi di US. Materi meliputi system telepon (PBX, Centrex, dan Key System), Penjualan Telepon dan Media. Kelompok pembedah bab 2 relatif tidak terlalu mengulas detil dari bahasan materi. Ada baiknya pemirsa membandingkan dengan narasi Z. Dodd di bukunya.

Bab 3 dibahas topik Network Service Provider & Local Competition yang mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri telekomunikasi, antara lain Globalisasi Ekonomi, Peraturan Pemerintah (khususnya aturan divestitur 1984 dan regulasi 1996 di AS), dan Perkembangan Teknologi (khususnya CaTV, FO, dan Wireless). Pada kompetisi lokal disebutkan strategi memasuki pasar panggilan lokal antara lain melalui Resale, CableTV, dan Wireless. Dijelaskan 3 jenis reseller antara lain Resseller, Switchless Reseller, dan Agents lebih spesifik. Terminologi dan penjelasan CLEC dan IEX termasuk case AT&T juga menjadi materi yang menutup bab ini.

Topik Public Network mengacu ke bab-5 nya Z. Dodd, pada dasarnya membahas perbedaan antara layanan terhubung dan layanan dedicated (jalur privat). Atribut layanan terhubung antara lain : Pengalamatan; Bayar sejauh anda pergi; Tarif pos; Sesuai tuntutan; Segera; Layanan Terhubung untuk Data; dan Penghubung rangkaian-ketidak efisienan jaringan; dipaparkan dalam bahasan tersebut. Sementara untuk atribut layanan Dedicated : Biaya bulanan tetap; Rute tetap; Penggunaan eksklusif; Ketersediaan 24jam sehari; Suara,video dan data; serta Kapasitas tetap. Bahasan lain terkait dengan topologi jalur dedicated, meski konten pensinyalan (SS7) tidak diulas pada paparan ini.

Seperti yang disebutkan sebelumnya materi paparan ini dicuplik dari materi yang menjadi tugas bedah buku. Untuk menghindari blank spot atau cakupan yang tidak tercover, sebaiknya pemirsa membaca langsung pada buku referensi. Kalau tidak, maka levelnya cuman sekedar mengacu ringkasan orang, masih dibawah ”minjem buku di perpustakaan” (dengan asumsi dibaca).

Baca buku acuan buat persiapan kuliah

Lagi-lagi sesuai perkiraan, meski pra klas sudah disampaikan baik melalui sessi lalu maupun posting di klasmaya, bahwa persiapan sessi berikutnya akan dibahas materi dari Anabel Z, Dodd, namun tidak ada satu pemirsa pun yang menyempatkan untuk minimal membolak-balik buku acuan tersebut.

Seperti klas yang sudah-sudah sebelumnya, kecenderungan pemirsa saat ini mulai mengurangi budget buat book of reference. Mungkin yang masih dipertahankan adalah spending buat voucher seluler atau upgrade handsetnya, lagi-lagi for the sake of life style. Tapi jangankan beli buku acuan yang nampaknya sangat kecil kemungkinannya, fotocopy buku acuan pun tidak, fotocopy beberapa bab pilihan untuk mengurangi budget juga tidak, yang terakhir minjem buku yang jauh-jauh sebelumnya sudah disampaikan ada di perpustakaan masih juga enggan, so mau nyiapin apa buat sessi klas ?. Mungkin memang gak ada yang perlu disiapkan, toh as usual gak berpengaruh apa-apa.

Waktu issue ini dilontarkan di klas, beberapa pemirsa menyebutkan kata “belum” instead of “tidak”, moga-moga saya masih punya harapan untuk itu, artinya sekarang “belum”, ke depan bisa jadi “sudah” bukan “masih belum juga”.

Friday, March 13, 2009

7th of March 2009 Class at a Glance

Pertemuan keenam nampaknya rada membosankan, mungkin karena materi yang harus disampaikan cukup banyak. Ada dua file yang dipaparkan, namun pemirsa tidak punya bahan yang disiapkan untuk dibahas atau didiskusikan. Salah saya juga mustinya materi ini bisa disampaikan pra offline class. Cuman ternyata gak mudah juga buat konsisten seperti itu, moga-moga ada improvement ke depannya.

Untuk sessi depan, saya rencanakan membahas materi dari bukunya Annabel Z Dodd. Buku sudah ada di perpustakaan institute, sudah di terjemahkan pula, tinggal baca dan persiapkan untuk dibahas Sabtu besok.

Tapi kembali ke posting Class at a Glance minggu lalu, sessi 3 Maret 2009 dibahas materi dari salah satu korporasi di industri telekomunikasi Indonesia yang sebenarnya mengulas lanjutan dari minggu sebelumnya. Materi terkait dengan konten “Jaringan Lokal Akses Tembaga”. Materi ini tambahan dari materi perkuliahan tahun lalu, yang mencoba menggambarkan kondisi riil jaringan lokal berbasis kabel telepon di Indonesia. Struktur dari mulai sentral, MDF, RK, DP sampai ke CPE diuraikan satu persatu untuk paling tidak mengingatkan model wireline yang sepertinya sudah digantikan dengan basis radio atau wireless.

Materi kedua terkait dengan materi tahun lalu dari bukunya Khalil yang saya cuplik dari bab yang berkorelasi dengan industri telematika. Paparan cukup panjang dan bisa dielaborasi sendiri.

Saya masih belum memutuskan untuk penilaian tengah semester, melalui ujian atau tugas. Tapi sebaiknya siap-siap saja, kalau-kalau sessi besok ada kejutan untuk nilai UTS.

Wednesday, March 11, 2009

Kolaborasi analisa industri

Awalnya sebagai bagian dari belajar mengajar, ada PR terkait dengan analisa industri berbasis 5 Forces Porter. Lingkup bisnis yang disepakati adalah Broadband Wireless Access. PR yang semula dijadwalkan disubmit pada pertemuan kelima akhirnya menjadi salah satu tugas yang dikerjakan di kelas. Karena waktu yang tersedia tidak mencukupi, tugas analisa hanya dikerjakan sampai 5 forces dari 7 enhanced forces Porter, sisanya menjadi PR pertemuan berikutnnya. Sementara partisipan yang tidak hadir diharuskan menyelesaikan PR untuk keseluruhan.

Saya mencoba melakukan rekap sebagai result analisa dari klas sessi 2009. Namun untuk menghindari entry yang time consuming, saya mencoba kolaborasai melalui situs OBT . Jadi untuk seluruh partisipan, mohon mengupdate “angka” dari opini statement yang sudah dipilih, sekiranya pilihannya lupa tidak mengapa untuk dirubah. Jadi tidak ada halangan untuk dikosongkan.

Selamat berkolaborasi

Friday, March 06, 2009

3rd of March 2009 Class at a Glance

Pertemuan kelima yang diganti tanggal 3 Maret 2009 ini cukup mengecewakan. Assesment Analisa Industri dengan framework Porter yang seharusnya jadi pekerjaan rumah ternyata tidak ada satupun yang mengerjakan. Meski kuliah sudah di tunda 3 hari namun itupun tidak membantu menyelesaikan pekerjaan.

Bahasan kuliah mulai masuk sedikit ke aspek teknologi. Saya mengambil subjek “platform jaringan” sebagai materi pengenalan khususnya di bisnis telekomunikasi. Konten meliputi jaringan berbasis circuit switched dan packet switched, yang terkait dengan kebutuhan komunikasi informasi real time dan non real time.

Jaringan berbasis circuit switched diwakili oleh PSTN dan STBS. Issue yang dibahas antara lain struktur jaringan dan hirarki sentral, dan prinsip dasar mekanisme komunikasi, termasuk signalling. Sementara pada jaringan berbasis packet switched yang diwakili oleh jaringan IP melalui LAN, WAN, dan Global Internet, dibahas tahapan pengiriman informasi dan ulasan mengenai connection oriented berbasis jaringan IP. Seperti biasa, materi presentasi dapat diunduh di sini.

Kembali ke pekerjaan rumah yang ikut ter’delay, sisa waktu klas offline dipergunakan untuk menyelesaikan assessment analisa industri yang dipilih bisnis BWA (broadband wireless access). Analisa mengacu pada pertanyaan yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan sudah disediakan di klasmaya juga. Forces tambahan (regulatory dan Technology) menjadi pekerjaan rumah lanjutan di Sabtu besok. Bagi yang kemarin berhalangan hadir, PR nya yaa semua forces yang ada. Jadi saya berharap tidak ada lagi excuse besok pagi.

Thursday, March 05, 2009

Layar Tancep Maret 2009 : 5 Forces Porter

Seperti yang pernah dijanjikan, setelah ditayangkan di klas offline, video clip berdurasi sekira 13 menit ini berhasil juga ditayangkan di klasmaya. Meski sempat cari-cari di situs resmi Harvard Business dan nggak ketemu, ternyata seperti yang (akhirnya) diduga, video yang sama muncul juga di (lagi-lagi) YouTube.

Selain judul 5 Forces-nya Porter, beberapa video yang biasanya bisa diunduh dari HBS (Harvard Business School) melalui iTunes, muncul juga di subsidiary site nya Google ini. Yaa good for you lah, bisa menikmati lebih detil, berulang-ulang, bahkan didownload, siapa tahu jadi soal ujian (he he he).

So, check this out…The Layar Tancep Series