Friday, April 30, 2010

Stop Press : Kuliah Besok Digeser !


Seperti pernah di’issue’ kan pada posting lalu, dan hari ini sudah dikoordinasikan dengan BAAK, kuliah hari Sabtu besok tanggal 1 Mei 2010 akan digeser ke hari Senin tanggal 3 Mei 2010 jam 1600. Ruang masih belum dapat klarifikasi, namun akan ada pengumuman lebih lanjut dari institusi.

Demikian pengumuman ini disampaikan, mohon dapat disampaikan kepada khalayak yang berkepentingan.

Thursday, April 29, 2010

Daftar Sub Penilaian EL-102 2010

Seperti yang sudah disampaikan di pertemuan sebelumnya, juga di media komentar pada posting Class at a Glance: Valuation Model, berikut disampaikan daftar sub penilaian dari EL-102 2010. Daftar dengan format matrix memberikan informasi antara pemirsa yang sudah memperoleh nilai (warna biru) dengan yang belum memperoleh nilai (warna kuning).

Beberap sub penilaian seperti kajian industri telematika (T2) belum masuk dalam daftar ini, termasuk Quiz yang terkait dengan perhitungan valuasi situs jejaring sosial. Saya juga masih mengingat-ingat kalau sekiranya ada PR (Homework) yang lain dari 5 Forces Analisis (ada yang ingat?).


Legend:
Q1 : Porter+Issues
Q2 : LongTail
H1 : 5Forces Analisis
T1 : Tulisan Telematika + Opini


Khusus untuk Quiz Long Tail, sudah saya sampaikan bahwa penilaian dapat di restitusi dengan penulisan resume dari artikel di posting Belum ikutan Quiz Long Tail?. Sekiranya masih berwarna kuning, pertemuan besok mohon dibawa softcopy nya untuk di submit melalui flash disc saja. Bagi yang belum UTS, seingat saya pernah saya kasih tugas tapi kok belum ada data?. Kalau tidak ada data lain, siap-siap untuk UTS susulan saja. Sub penilaian lain nampaknya tidak perlu di restitusi, karena lebih banyak ngerjain saya aja, ;-).

Dilihat dari tabel diatas, persentase pemirsa yang telah menyelesaikan sub penilaian diatas 60% (artinya minimal telah mengerjakan 3 item dari 5) hanya sebanyak 40% saja (two to the fifth) namun jika mengabaikan pemirsa yang kemungkinan tidak serius karena belum satu pun menyelesaikan sub penilaian diperoleh pencapaian 47%, itupun masih dibawah separuh dari total. Jika dilihat dari jumlah sub penilaian per total jumlah yang seharusnya (exclude non serious audience) diperoleh pencapaian 50.6%.

I was wondering to move this week’s class, any idea when?

Wednesday, April 28, 2010

Hasil survey di China : tiga perempat anak muda China online lewat seluler

Artikel ini diambil dari www.totaltele.com dengan judul “Most young Chinese use mobiles to get online - survey “ yang mengacu dari AFP tanggal 27 April 2010


Results of poll by China Internet Network Information Center released this week.
Most young Chinese use mobile phones to access the Internet as these are cheaper and easier to obtain than desktop computers, according to a survey by a government-linked body.

About three-quarters of China's 195 million web users under the age of 25--roughly half of its world-leading online population--surfed the Internet using a mobile in 2009, up from 50% from a year ago, the poll revealed.

The finding marked the first time that mobile phones emerged as the top platform for Web use among China's youth, according to the poll by the China Internet Network Information Center, which was released Monday.

The poll offers further proof of the importance of the burgeoning mobile Internet market in China, which has the world's largest number of mobile phone subscribers at more than 765 million, according to government data.

Nearly 70% of young Internet users still use desktops--implying that many Web-savvy youth are using both methods to get online.

The center said more young people in the countryside had opted for mobile Internet than their urban counterparts, as the handheld device "provided youths in areas where computers are hard to get with an alternative."

Young Chinese primarily use the Internet to listen to music, play games and watch video clips, the center said.

Material for next session: Gartner’s Magic Quadrants

Dua minggu lalu meski konten Valuasi sudah diposting Material for Next Session (M4NS), namun geliat diskusi belum di explore lebih optimal. Posting M4NS kali ini disampaikan materi dari Gartner dengan topic Magic Quadrants. Hard copy materi ini pernah di share untuk pemirsa yang selesai mengerjakan Quiz (yang akhirnya tidak ada satupun yang sempat membaca), dan akhirnya 3 dokumen phisik diberikan untuk 3 pemirsa yang dapat mengerjakan Quiz paling awal.

Materi ini juga menjadi konten untuk mata kuliah Telematics Product Development, yang saya lihat ada korelasi yang cukup signifikan juga dengan mata kuliah InTel (Industri Telematika). Dokumen pertama membahas konsep Magic Quadrants nya Gartner, dokumen kedua berisi contoh industri yang diperbandingkan.

Sebenarnya ada satu materi lain dari Gartner dengan judul “Hype Cycle of Emerging Technology”, tapi saya belum dapat eBook yang bisa di share, kalau mau berbuat lebih, boleh juga di browse atau di googling (bukan bermaksud menyebut nama merk) materi itu di internet.

Saya masih mengira-ngira, kira-kira model pembelajaran apa yang bisa meng’explorasi issue diskusi. Ada usulan?

Thursday, April 22, 2010

17th April 2010 Class at a Glance: Valuation Model

Klas minggu lalu, dibahas materi yang baru di tahun ini. Bahasan mengulas model valuasi perusahaan yang mengacu pada beberapa artikel dari techcrunch.com dan situs lain yang merujuk pada artikel “Modeling The Real Market Value Of Social Networks” oleh Michael Arrington. Rujukan artikel ini juga pernah disampaikan di posting sebelumnya di edisi “Material for next session”, sebagai persiapan pra pembahasan di klas.

Untuk melihat bagaimana pemirsa memahami materi, klas dimulai dengan quiz. Sayangnya sampai posting ini dibuat, penilaian quiz belum selesai, sekilas saya melihat beberapa pertanyaan mendasar sudah sesuai, mungkin karena “open article”. Namun pada saat pertanyaan detil terkait dengan perhitungan valuasinya, belum ada satupun yang menjawab dengan sangat memuaskan.

Bahasan model valuasi yang khusus mengulasi perusahaan jejaring sosial dimulai dengan beberapa transaksi penjualan beberapa perusahaan di sekitar tahun 2005 sampai akhir 2007, antara lain LinkedIn, Bebo, khususnya MySpace dan Facebook yang diulas lebih detil. Aspek beriklan di internet menjadi issue utama sasaran corporate action tersebut.

Selanjutnya dibahas data traffic khususnya parameter unique visitor antara situs MySpace dan Facebook, baik di lingkup dunia maupun US. Arrington, penulis artikel, pada dasarnya mencoba mengevaluasi nilai perusahaan dari data pengunjung dengan nilai transaksi situs yang sudah terjadi. Model penilaian perusahaan jejaring sosial mengacu pada variabel data traffik pengunjung unik yang selanjutnya digabung dengan data populasi dan data pengeluaran iklan internet per negara.

Sekarang mungkin pembahasan kita beralih ke evaluasi dari model valuasi tersebut, ada komentar?, ada proposal yang lebih bagus?. Klas minggu lalu kita sempat bahas alternatif lain, tapi ada baiknya kalau ada yang punya ide lain yang berbeda bisa diposting di komentar.

Tuesday, April 20, 2010

Moore's Law

Pertumbuhan dari kinerja prosesor komputer selama 40 tahun terakhir relatif masih selaras dengan teori atau hukum yang dicetus oleh dedengkot Intel saat itu yang akhirnya dikenal dengan sebutan Hukum Moore. Materi clas minggu lalu (MoT) sudah dibahas issue Gordon Moore tersebut yang menyebutkan jumlah transistor dalam keping Chip (IC) berlipat ganda setiap dua tahun. Posting kali ini saya temukan animasi flash interaktif yang menggambarkan perkembangan prosessor tersebut.






10th April 2010 Class at a Glance: Last Presentation (?) & MoT

Sekarang sudah tanggal 20, posting CaaG ini berarti sudah lewat dari seminggu lebih, sehingga boleh jadi ada yang terlewat atau lupa.

Seingat saya, di awal sessi klas hari itu, dimulai dengan presentasi dari Diah AA yang mengulas topik industri Game Online. Setelah saya cari-cari paper tugasnya ga ketemu (atau mungkin belum di sampaikan), kalau tidak salah file presentasi juga belum di copy di laptop saya, akhirnya uraian ini sulit juga untuk disampaikan pada posting ini. Ada dua perusahaan sebagai perbandingan di industri Game (saya gak hafal namanya) dengan spesifikasi dan kelebihannya. Mungkin lain waktu kalau file presentasi dan papernya sudah dikirim, bisa diulas lebih lengkap disini.

Tapi sebagai kesimpulan awal dari paparan beberapa tim yang sudah maju ke depan, hal-hal berikut bisa menjadi poin-poin yang perlu diperhatikan:
  1. Berbicara tentang analisa industri, sebaiknya pembahasan player atau pemain di industri tersebut disajikan lebih dari satu untuk menjadi materi pembandingan. Akan lebih baik seandainya disampaikan daftar pemain di industri, walaupun dalam ulasan disajikan hanya beberapa perusahaan yang tersedia datanya di public.
  2. Fokus perbandingan sebaiknya lebih high level di sisi bisnis. Market Share (baik capital, revenue, customer, traffik, atau item lainnya) atau data / rasio finansial bisa menjadi contoh yang baik untuk membandingkan pemain di industri.
  3. Aspek perbandingan seringkali terlalu spesifik pada komparasi kelebihan dan kekurangan produk, meski untuk beberapa hal bisa membantu namun sebaiknya tidak terlalu detil. Issue detil advantages dan disadvantages fitur produk secara detail akan dibahas di mata kuliah Pengembangan Produk Telematika.
  4. Bisnis model masih sulit untuk disajikan secara gamblang, terlebih untuk bisnis internet yang pada beberapa kasus lebih mencari popularitas dibandingkan cash flow. Aspek substitusi dan target market atau current user belum dielaborasi lebih lanjut.
  5. Aspek Sejarah atau background perusahaan, di beberapa presentasi sudah disampaikan dengan cukup baik. Demikian pula untuk issue candidate yang diperkirakan mendominasi pasar, sudah disampaikan oleh sebagian pemapar.

Mumpung masih ingat, bagi pemirsa Industri Telematika yang belum menyampaikan paparannya, harap segera mempersiapkan materinya dan segera disampaikan pada awal klas dimulai.

Sessi berikutnya dibahas materi yang diambil dari buku acuan resmi dari Institusi dengan judul Management Of Technology : The Key To Competitiveness and Wealth Creation, dari Tarik M. Khalil.

Konten materi dari bab-1 terkait dengan Issue teknologi dilihat dari sisi pengetahuan dan bisnis, selain itu diulas pula klasifikasi teknologi. Issue lain mengenai Management yang mengulas aspek-aspek mengarahkan dan mengendalikan selain pendekatan sistem closed loop sejak dari perencanaan, pelaksanaan & koordinasi dan evaluasi.

Lompat ke bab-5, diulas tentang TLC (Technology Life Cycle) dengan model S-Curve, interaksi dengan market dan kaitannya dengan PLC (Product Life Cycle).

Skip ke Bab-8, dibahas tentang Business Strategy (antara lain Strategic Management Process; Mission, Vision and Objectives; Methods sebagai tool) dan Technology Strategy (diantaranya Core Competency; Integration Evaluation).

Sampun....

Sunday, April 18, 2010

Nonton TV di Internet

Kecenderungan beralih ke Internet ini boleh jadi akibat jadwal program TV yang saat ini mungkin tidak semua orang punya waktu yang sesuai, atau iklan yang menguasai time slot di TV, atau di enable oleh jaringan broadband, atau ? apalagi ?
.
Yang jelas ini sinyal positif untuk perkembangan IPTV apalagi melalui any devices.
.
Artikel ini diambil dari situs www.mediapost.com dengan judul "TV Trends: More Internet TV Viewers Erode Trad Media" oleh Wayne Friedman, Mar 18, 2010.

Viewers have tripled their use of watching TV shows via the Internet since 2006 -- and some of this has hurt traditional TV viewing.

Media researcher Knowledge Networks says this trend affects a broad range of viewers: ages 13-54. Viewing of complete TV shows from streaming or downloaded video has climbed to 22% from 8%.

This also has climbed faster for younger 18-34 viewers, rising to 30% from 12% to 30% of 18-to-34 online users.

When it comes to making the sometimes more labor-intensive connection of hooking up TVs to PCs, 7% of 13-to-54 viewers have streamed or downloaded TV shows, and 11% for 18-to-34.

Knowledge calls this "over-the-top" viewing.

There has been some erosion of traditional TV viewing from all of this, the study says. Of those that have reduced or canceled TV service in the past year, due to their online viewing of network TV programming -- or expect to do so in the next year -- 6% of 13-to-54 viewers and 9% of 18-to-34 viewers said they have made these decisions.

David Tice, vice president and group account director at Knowledge Networks, stated: "Growing numbers of "connected TVs" -- those that access the Internet -- are making this option increasingly user-friendly. The fact that over one-third of TV homes now have a bundled TV/Internet service package is no doubt accelerating this blurring of boundaries."

Tuesday, April 13, 2010

Material for next session: Modeling the Value of Social Networks


Agar pelaksanaan klas bisa lebih bergairah dan tidak one way mode, sebelum klas minggu ini dimulai, saya sampaikan materi pembahasan untuk “minimal” dibaca. Meski sudah beberapa kali penyampaian materi yang disampaikan sebelumnya dan pemirsa hanya “bergeming” (catat: bukan “tidak bergeming”) tapi kebiasaan ini harus tetap diteruskan.

Minggu ini saya berniat untuk membahas topik yang diambil dari salah satu artikel dari situs techcrunch.com yang berjudul Modeling The Real Market Value Of Social Networks . Artikel ini mengulas salah satu model untuk mem’valuasi’ nilai situs jejaring sosial dari aspek user dan potensi penggunanya. Seingat saya, salah satu dari partisipan menggunakan bagian artikel ini untuk tugas analisis industri jejaring sosial.

Model yang awalnya menggunakan data tahun 2008, selanjutnya di update dengan data 2009 di artikel berikutnya dengan judul Modeling The True Value Of Social Networks: 2009 Edition. Beberapa link terkait juga sebaiknya dibaca, terutama yang bertalian dengan transaksi akuisisi atau penjualan porsi saham.

Happy browsing ….

Sunday, April 11, 2010

8th April 2010 Class at a Glance: Regulation Day

Sebagai klas pengganti, karena tidak ada audiens yang akan memaparkan tugas, akhirnya diisi dengan pembahasan regulasi telekomunikasi Indonesia dengan mengulas UU No 3 / 1989 dan UU No 36 / 1999 tentang Telekomunikasi. Materi dari kedua UU termasuk Peraturan Pemerintah sudah di posting sebelumnya, namun untuk pembahasan disampaikan format komparasi untuk mempermudah pemahaman.

Perubahan UU Telekomunikasi terkait dengan deregulasi menjadi pasar terbuka, akibat perkembangan teknologi, globalisasi (WTO, persyaratan IMF), disamping kebijakan pemerintah yang mulai melibatkan peran swasta dan masyarakat dalam pengelolaan industri telekomunikasi. Tujuan akhir dari deregulasi tersebut tidak lepas dari meningkatkan penetrasi dan densitas sarana telekomunikasi dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur, peningkatan perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat.

Sessi kedua dibahas beberapa Keputusan Menteri khususnya tentang penyelenggaraan telekomunikasi sebagai tindak lanjut dan teknis penjelasan dari UU telekomunikasi. Meski paparan minggu lalu saya sampaikan dalam bentuk rekap, namun untuk sharing di posting ini disediakan dalam dokumen asli agar bisa dibaca lebih detil dan lengkap.

Saturday, April 10, 2010

Belum ikutan Quiz Long Tail?

Minggu lalu, salah seorang partisipan mengutarakan untuk quiz susulan untuk topik Long Tail. Setelah saya evaluasi memang dari 20 partisipan yang secara resmi terdaftar (meskipun yang benar-benar aktif hanya separuhnya) baru 7 partisipan yang memiliki nilai quiz tersebut.

Bagi yang tidak hadir pada saat itu, sehingga tidak mengikuti quiz dan belum mendapat nilai, bisa digantikan dengan membuat resume dari artikel yang pernah di submit sebelumnya. Resume sebaiknya dikerjakan per individu, sehingga diharapkan tidak ada yang sekedar copy paste dari pekerjaan kawannya.

Tugas ini juga bisa dikerjakan bagi yang telah melaksanakan quiz namun merasa belum optimal dalam menjawab pertanyaan quiz.

Jawaban cukup dikirim melalui email.

Roadmap ICT Indonesia

Dicuplik dari bisnis.com dengan judul 'Industri telematika butuhkan roadmap ICT'
Kamis, 08/04/2010

Industri telematika menginginkan pemerintah menyusun roadmap penyiapan teknologi information communication technology (ICT) Indonesia.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto P. Santosa mengatakan pemerintah mempunyai peran masuk dalam kerja sama public private partnership (PPP) untuk menggelar jaringan tulang punggung broadband kabel. Dana USO yang mencapai Rp1,3 triliun, layak untuk menjadi bagian dari ICT Fund karena dana yang dianggap pemerintah sebagai pendapatan negara bukan pajak (PnBP) itu berasal dari operator yang tujuan awalnya untuk pendidikan atau telepon umum. Intinya USO ditujukan untuk pelayanan masyarakat dan dalam hal ini penyediaan broadband mendukung itu.

Dirjen Postel Kementerian Kominfo menyebutkan bahwa jaringan pita lebar akan mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, sehingga dibutuhkan regulasi-regulasi yang mendukung konvergensi antara sektor, baik itu sektor telekomunikasi, penyiaran, teknologi komputer, distribusi barang, percetakan, sektor manufaktur dan sektor lainnya.

Konvergensi antarsektor inilah menciptakan ekonomi kreatif yang pada saat ini porsinya sudah mencapai 12% dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Adapun, kebutuhan lainnya adalah migrasi ke jaringan broadband oleh para penyelenggara jaringan tetap dan bergerak seluler.

Pada saat ini dibutuhkan inovasi-inovasi dari para operator untuk menyediakan layanan yang lebih kreatif kepada pengguna agar migrasi ke jaringan broadband dapat efektif dari sisi investasi. Oleh karena itu, saling ketergantungan dengan penyedia konten dan aplikasi untuk tumbuh bersama perlu digalakkan oleh para operator.

Peran industri manufaktur alat dan perangkat ICT domestik perlu didorong, khususnya bagaimana menurunkan harga komputer dan perangkat sejenis agar dapat lebih terjangkau oleh masyarakat luas dan membentuk masyarakat berbasis informasi.

Friday, April 09, 2010

3rd of April 2010 Class at a Glance : Presentation Day of Industry Analysis


Awalnya saya agak ragu juga kalau pertemuan kali ini bisa sesuai rencana untuk paparan tugas analisa industri, sehingga materi regulasi sudah dipersiapkan sebelumnya.

Ternyata perkiraan saya meleset, dari sekira 8 (?) yang hadir ada 4 tim yang telah memaparkan kajiannya. Sejauh ini hasilnya cukup memuaskan, meski beberapa masih cenderung belum mengarah pada data industri namun kesungguhan dan keseriusan menganalisa sudah cukup baik. Sampai posting ini ditulis, saya masih belum menerima sofcopy dokumen untuk di share. Tapi terlepas dari dokumen tersebut, ada baiknya kita ulas satu persatu paparannya.

Paparan pertama disampaikan oleh tim Melani dan Ratna dengan mengambil judul Social Networking Application. Diawali dengan aspek sejarah dan perkembangan dari beberapa pemain di industri tersebut, antara lain FaceBook, Twitter, MySpace, dan Friendster, tim juga melakukan perbandingan dari aspek fitur antar pemain. Namun demikian kajian ini belum menunjukkan model bisnis dari aplikasi web untuk jejaring sosial ini. Di sisi market share, meski ada perbandingan dari sisi jumlah pengunjung unik antara FaceBok dan MySpace, tapi belum secara keseluruhan menunjukkan posisi share di pasar. Alternatif market capital sebagai pembanding juga tidak terlihat. Sebagai gantinya, paparan lebih banyak melihat perbandingan dari sisi teknis seperti fitur, dan kemampuan lain yang cenderung menjadi perbandingan produk.

Seperti biasa, paparan yang menarik dengan topik yang ”in” memancing beberapa pertanyaan seperti yang diajukan Drikvi tentang game di FaceBook dibanding ke tiga pemain lain, pertanyaan terkait keuntungan dari pengguna dan penyedia konten game di FaceBook dari Christian, serta pendapat tentang Game dari Diah. Booming di Twitter juga menjadi pertanyaan Ferdian, meski aplikasinya cenderung lebih sederhana. Semua pertanyaan tersebut berhasil di kelola melalui jawaban yang nampaknya cukup memuaskan.

Paparan kedua dibawakan oleh tim Drikvy dan Christian dengan mengambil thema Industri Web Browser. Fokus paparan lebih mengarah pada Google Chrome sebagai salah satu pemain di industru browser. Dari mulai sejarah, fitur, perbandingan dan keunggulan disajikan cukup dalam. Meski tidak mengulas pemain lain selengkap Chrome, namun paparan menyajikan market Share dan grafik ”layout engine usage”. Seperti halnya tim sebelumnya, aspek model bisnis kurang di elaborasi dalam paparan ini. Sayangnya paparan hanya mengulas dalam di satu pemain Chrome sehingga sepertinya analisa produk bukan industri.

Pertanyaan dari Melanie dan Diah diajukan terkait alasan pemilihan ”jagoan” browser, prospek kedepan, dan issue ”paling tidak disarankan”, yangdijawab oleh tim dengan alasan kecepatan, dan black campaign akibat kompetisi.

Paparan selanjutnya disampaikan solo oleh Maharani dengan topik Search Engine dengan menyajikan pemain Google dan Yahoo khususnya dari aspek sejarah. Sayangnnya market dan model bisnis kurang disajikan dengan komprehensif.

Pertanyaan dari Melani terkait keunggulan Google, memancing pertanyaan lanjutan dari Christian dari aspek tampilan. Jawaban pemapar selanjutnya di lengkapi pula oleh Diah dan Ratna.

Tim solo terakhir Ferdian, meski bukan asli solo (karena partner nya belum muncul), memaparkan industri di situs komunitas dengan menampilkan Kaskus. Sebaai komunitas terbesar di Indonesia, kajian membahas awal sejarah Kaskus, issue penawaran oleh Yahoo dan Google serta beberapa fitur dan layanan yang tersedia di situs tersebut. Dari sisi market, kajian memberikan beberapa perbandingan domestik antara Kompas.com dan Detik.com sebagai pembanding dan kompetitor.

Saya agak lupa dengan pertanyaan yang diajukan audiens dari paparan ini, kecuali Drikvy mengklarifikasi ranking di alexa.com. Isue lain terkait KasPay terkait dengan komisi.

Masih ada beberapa tim lain yang belum membeberkan analisanya, kita tunggu sessi berikutnya. Tidak lupa, posting ini akan lebih baik jika pemapar dapat men’share juga dokumennya.

Thursday, April 08, 2010

Internet Search Market Share March 2010

Dikutip dari www.totaltele.com dengan judul :
Google US Internet-search share drops, Yahoo rises in March
Thursday 08 April 2010

Microsoft's market share drops for first time in three months.

Google Inc.'s share of U.S. Internet searches fell a slight 1% in March from a month earlier, according to data provider Experian Hitwise, as IAC/Interactive Corp.'s Ask.com share made a healthy increase, its fourth consecutive rise.Yahoo! Inc.'s share rose 3%, and Microsoft Corp.'s figure dropped for the first time in three months, also slipping 1%. The two launched their 10-year revenue-sharing partnership last month, under which Microsoft technology powers Yahoo's searches, aiming to challenge Google's dominance.Microsoft had been posting gains in share as it dipped into its deep pockets to promote its Bing engine.

Google's U.S. Internet-search share fell to 69.97% from 70.95%. Ask.com's climbed to 3.44% from 2.84%. Yahoo rose to 15.04% from 14.57%, while Microsoft's Bing dropped to 9.62% from 9.7%, according to Hitwise.Hitwise sampled 10 million U.S. Internet users in the month ended March 27.

Layanan "Triple Play" Telkom

Dicuplik dari artikel Antara dengan judul : Telkom Mulai Pasarkan Layanan "Triple Play"
Telkom mulai memasarkan layanan inovasi terbarunya "triple play" di Surabaya, setelah beberapa bulan lamanya menjalani masa uji coba dan pengembangan.

Layanan ini pada tahap awal baru melayani salah satu apartemen di Surabaya dengan jumlah total 170 unit. Sebelumnya, layanan ini sudah lebih dulu menjalani masa uji coba di lobby apartamen dan lantai enam dengan hasil cukup memuaskan. Direncanakan di apartemen itu juga digelar layanan serupa dengan menggunakan teknologi GPON (Gigabit Pasive Optical Network) untuk semua penghuni apartemen.

Triple play merupakan salah satu produk inovasi Telkom yang menggabungkan layanan IP phone, internet dan IPTV (Yes TV) dalam satu saluran melalui fiber optik ke rumah pelanggan. Dengan produk ini, pelanggan dapat menggunakan ketiga layanan tersebut dalam waktu bersamaan tanpa harus mematikan salah satunya.

Layanan ini pada tahap awal dipasarkan untuk pelanggan yang tercluster (kelompok), seperti hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, dan gedung bertingkat, dengan alasan lebih mudah dalam penggelarannya. Untuk pegelaran triple play di Apartemen tersebut, Telkom mengeluarkan investasi sekitar Rp2,3 miliar untuk pembangunan infrastruktur yang meliputi instalasi gedung, ONT (Optical Network Terminal), setop box, dan aksesoris lainnya.

Stop Press : Kuliah hari ini jam 1600

Seperti yang sudah disampaikan Sabtu lalu dan setelah dikoordinasikan dengan BAAK, kuliah pengganti untuk tanggal 27 Maret lalu akan dilaksanakan pada hari ini tanggal 8 April 2010 jam 1600.

Mohon maaf, saya belum posting CAAG untuk klas minggu lalu, tapi untuk tim yang belum memaparkan tugasnya, kita akan tunggu sore ini.

Friday, April 02, 2010

Rencana implementasi Number Portability Seluler di India

Setelah tertunda beberapa kali, Number Portability khusus seluler di India kemungkinan akan diluncurkan pertengahan tahun ini. Jadwal ini juga tidak terlepas dari rencana penyelesaian testing yang harus di tuntaskan di bulan sebelumnya. Paling tidak ini jadi tolok ukur keberanian regulator untuk memanjakan pelanggan, toh pelaku di India tidak sebanyak di sini. Lalu ada kemungkinan di implementasikan di Indonesia?

Disadur dari artikel
www.totaltele.com dengan judul Launch of mobile number portability in India likely by 30 June - govt, tanggal 01 April 2010


Operators have until 15 May to complete network testing in advance of MNP.

India is likely to launch mobile number portability services--which allow users to switch providers without changing their phone number--by June 30, 2010, a government statement said Thursday.

The statement said some operators are yet to test if their networks are ready to launch mobile number portability, or MNP, services and the government has set a deadline of May 15 to complete the tests.

"Based on successful completion of the action taken (tests)..., the DoT will finally decide the dates for MNP implementation," the statement added.

The launch of MNP has already been delayed twice.

It was to be implemented by Dec. 31, 2009 in Delhi, Mumbai, Kolkata and Chennai as well as in the states of Maharashtra, Gujarat, Andhra Pradesh, Karnataka and Tamil Nadu.

The deadline was then changed to March 31 for launch across the country.

In February, the government said it was planning to launch MNP by the first week of May, with initial launches in the southern cities of Bangalore and Chennai.

Bagian dari perkembangan seluler di Indonesia

Menurut saya artikel ini bisa bagian dari perkembangan seluler di Indonesia dari beberapa potongan bagian lain. Contohnya, AMPS belum dikupas disini, belum lagi operator jadul lain yang belum di “poke”. Mungkin karena ingin lebih fokus di sisi ponsel sehingga tidak seluruh sejarah perkembangan seluler disampaikan. Dicuplik dari judul “Menelusuri Perkembangan Ponsel di Indonesia” dari Kompas.com, 1 April 2010.

Dimulai tahun 1984 teknologi seluler pertama kali hadir di Indonesia dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT).

Di tahun 1985-1992 ponsel mulai beredar di Indonesia, namun dengan berat rata2 430gram, dan harga ponselnya juga tidak murah (diatas 10 juta). Di tahun ini baru dikenal teknologi NMT-470, modifikasi NMT-450.

Di akhir 1993 PT Telkom memulai proyek percontohan seluler digital GSM,dimulai di pulau Batam dan Bintan. Di tahun 1994 Satelindo beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia,dengan mengawali kegiatan operasinya di Jakarta dan sekitarnya. Karena GSM menggunakan kartu SIM, maka hal itu aman dari penggandaan dan penyadapan serta mutu prima dan jangkauan luas.

Tahun 1995 proyek Telkom di Batam berlangsung sukses dan di lanjutkan ke provinsi lain di Sumatra, lalu menjadikan Telkomsel pada 26 mei 1995 sebagai operator GSM nasional bersama Satelindo. Tahun 1996 Telkomsel dengan produk kartu Halo-nya sukses di Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar, kemudian masuk Jakarta. Di penghujung tahun 1996, Excelcom berbasis GSM beroperasi di Jakarta sebagai operator GSM ke tiga di Indonesia. Setelah itu di tahun 1998 Excelcom meluncurkan kartu prabayar Pro-XL yang memberi alternatif bagi konsumen untuk memilih dengan layanan roaming. Satelindo menyusul Telkomsel dan Excelcom dengan meluncurkan kartu prabayar mentari, dengan keunggulan tarif dihitung perdetik,sehingga dalam waktu singkat menjaring lebih 100.00 pelanggan.

Layanan pesan singkat, mulai di perkenalkan pada tahun 2000, dan menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel, karena sangat praktis dan murah biayanya. Di tahun ini pula Indosat dan Telkom mendapat lisensi sebagai operator GSM 1800 nasional. Layanan seluler kedua BUMN itu kemudian beroperasi pada tanggal 1 Agustus tahun 2001. Babak baru bertelekomunikasi berlanjut di tahun 2003,yaitu dengan hadirnya Telkom Flexi,yang mengusung teknologi CDMA 2000 1X, kemudian di belakang Flexi ada Esia dari Bakrie Telecom, Fren & Hepi dari Mobile8, Star One dari Indosat, Smart dari Lippo Telecom, dan terakhir Ceria dari Sampoerna Telecom.