Tuesday, March 30, 2010

Keputusan Final Pemerintah Masalah Menara Telekomunikasi

Dikutip dari Siaran Pers No. 36/PIH/KOMINFO/3/2010 (Jakarta, 21 Maret 2010).
"Respon Kementerian Kominfo Terkait Keputusan Final Pemerintah Dalam Pembahasan Masalah Menara Telekomunikasi Yang Akhirnya Tertutup Untuk Asing"

Pada akhirnya pemerintah melalui MenKo Ekonomi menyampaikan sikap tentang penyediaan menara telekomunikasi yang sepenuhnya tertutup untuk asing.

Kominfo menyambut positif yang intinya investasi di bidang percepatan pembangunan menara telekomunikasi tetap harus diperhatikan untuk menunjang perbaikan iklim investasi di Indonesia.

PerMen Kominfo No. 2/PER/M.KOMINFO/3/2008, khususnya Pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa bidang usaha jasa konstruksi untuk pembangunan menara sebagai bentuk bangunan dengan fungsi khusus merupakan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing. Pada ayat (2), penyedia, pengelola, atau kontraktor menara yang bergerak dalam bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah Badan Usaha Indonesia. Peraturan Bersama, khususnya Pasal 5 ayat (4) juga menyebutkan, penyedia menara telekomunikasi yang bukan penyelenggara telekomunikasi, pengelola menara atau jasa konstruksi untuk membangun menara merupakan perusahaan nasional.

Keikut-sertaan asing di dalam industri telekomunikasi merupakan fenomena umum. Investor asing tidak dapat dihindari masuk industri telekomunikasi di Indonesia mengingat keperluan teknologi dan padat modal pada jangka panjang. Namun demikian, kemudian diatur batasannya di dalam PP No. 111 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Perpres No. 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka.

Aturan pembatasan yang proporsional terhadap keikut-sertaan asing, tujuannya bukan anti asing, tetapi semata-mata untuk mendorong industri dalam negeri tetap dapat tumbuh dan berkembang secara kompetitif dan proporsional tanpa harus terjadi praktek monopoli. Sejauh ini ada beberapa regulasi dan kebijakan yang cenderung pro industri dalam negeri, seperti penyertaan produk domestik layanan 3G secara bertahap, layanan BWA, serta pengenaan preferensi open source di penyediaan akses internet kecamatan. Kesemuanya itu masih dalam proporsi yang terbatas, bertahap dan tidak bertentangan dengan komitmen Indonesia dalam WTO.

Untuk menara telekomunikasi, sektor industri dalam negeri sejauh ini sudah well-prepared dan well-performed dalam penyediaan menara telekomunikasi, baik dari aspek teknis, SDM, penyediaan material dan financing melalui perbankan, yang kesemuanya ini masuk dalam skema pekerjaan infrastruktur SITAC- CME (Site Acquisition - Civil, Mechanical and Electrical).

Mengacu PerMen Kominfo No. 2/PER/M.KOMINFO/3/2008 dan Peraturan Bersama, penyediaan menara telekomunikasi dimungkinkan dilakukan oleh penyelenggara telekomunikasi dan atau juga penyedia menara yang bukan penyelenggara telekomunikasi. Kecenderungannya menara telekomunikasi yang sudah cukup lama dimiliki oleh penyelenggara telekomunikasi ada sebagian yang dijual kepada pihak lain, dan penyelenggara telekomunikasi cenderung lebih convenient dengan system sewa dari penyedia.

Keikut-sertaan asing masih dimungkinkan dalam penyediaan perangkat telekomunikasinya mulai dari penyediaan feeder dan antenna (antena transmisi radio microwave yg menghubungkan antar BTS atau pun BTS dengan Base Station Controller, antena BTS itu sendiri serta BTS dan antena nya yang dihubungkan oleh feeder). Belum lagi kebutuhan shelter sebagai ruangan tempat perangkat telekomunikas seperti BTS, IDU (Indoor Unit) Radio Transmisi Microwave dan lain sebagainya. Perangkat-perangkat tersebut pada umumnya penyediaannya oleh vendor asing.

Dari aspek sosial, khususnya kasus perubuhan menara telekomunikasi (Badung), sektor asing minimal dapat memperkecil potensi konflik. Di sisi lain ada komitmen untuk memberi peran cukup besar pula bagi Pemda untuk turut serta dalam memfasilitasi penyediaan menara telekomunikasi sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan anti monopoli dan sejumlah ketentuan lain yang diatur di dalam Peraturan Menteri Kominfo No. 2/PER/M.KOMINFO/ 3/2008 dan Peraturan Bersama.

Era saat ini dan ke depan bukan lagi percepatan pembangunan menara telekomunikasi secara kuantitatif, tetapi aspek efektivitas dan efisiensi terkait dengan kebutuhan menara telekomunikasi melalui sharing atau menyewa dari penyedia dan itu pun harus untuk penggunaan bersama. Dengan demikian, penyedia menara telekomunikasi tetap dituntut untuk melakukan percepatan pembangunan namun tetap mengutamakan efisiensi menara bersama.

Monday, March 29, 2010

Rencana materi minggu ini

Untuk klas minggu ini saya rencanakan pembahasan tugas dengan paparan satu persatu kajiannya. Jadi kalian bisa mempersiapkan materi paparan, termasuk daftar pertanyaan yang boleh ditanya oleh rekan lainnya, ;-)

Kalau toh pemirsa belum siap, atau hanya satu dua yang bisa memaparkan tugasnya, sebagai gantinya kita akan bahas regulasi telekomunikasi di Indonesia, khususnya untuk UU No 3 / 1989 dan UU No 36 / 1999 tentang Telekomunikasi. Sebagai pelengkap, disampaikan pula PP (Peraturan Pemerintah) No 8 / 1993 dan PP No 52/2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi untuk menambah pemahaman kedua UU ini.

Keempat materi ini sebenarnya ada di situs Dirjen Pos dan Telekomunikasi, yang menyediakan dengan lengkap segala undang-undang, peraturan dan kebijakan lain terkat dengan regulasi telekomunikasi.
Seperti biasa, untuk materi yang disampaikan pra-klas diharapkan dibaca sebelumnya agar mempermudah pemahaman selain persiapan seandainya ada quiz (kecuali jika tugas nya selesai semua).

Axiata Lepas 18% Saham XL

Diambil dari VivaNews 29/03/10

Axiata Group Berhad menyelesaikan proses pelepasan sahamnya di PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebanyak 1,53 miliar saham atau setara 18 persen pada harga Rp 3.300 per unit.

Jadi, total nilai transaksi sekitar Rp 5,05 triliun. Transaksi pelepasan saham tersebut merupakan yang terbesar selama lebih dari 10 tahun terakhir.

Tujuan private placement Axiata tersebut untuk meningkatkan jumlah saham XL Axiata yang beredar di publik. Selain itu, aksi korporasi tersebut diharapkan dapat memperluas basis investor perseroan dan meningkatkan likuiditas.

Manajemen berharap, pelaksanaan private placement tersebut akan berdampak positif bagi perseroan, bursa, dan pemegang saham publik.

Sebelum private placement, jumlah saham XL Axiata yang dicatatkan di BEI mencapai 8,5 miliar. Namun, dari jumlah saham tersebut, hanya sekitar 16,79 juta atau sekitar 0,19 persen dimiliki publik.

Kecilnya jumlah saham perseroan yang dimiliki publik itu mengakibatkan perdagangan saham XL Axiata di BEI menjadi tidak likuid.

Axiata melalui Indocel Holding Sdn Bhd menguasai 86,49 persen dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) International Indonesia Ltd memiliki 13,31 persen.

Bisnis Games Online, Content Speedy

Sejak marak di Indonesia tahun 2000, sampai dengan tahun 2009 terdapat 21 publisher Games yang memiliki lisensi online Game di Indonesia. Kebanyakan Games online yang dimainkan oleh para publisher ini berasal dari developer Game Korea.

Berdasarkan data survey dari IDC, market size online Game di Indonesia tahun 2010 sebesar 1,9 Juta pengguna dengan nilai US$ 10M, naik sekitar 33% dari tahun sebelumnya.

TELKOM pada Bulan Oktober tahun 2009, telah menandatangani kerjasama dengan publisher game Valve Games untuk mendeliver layanan Games sebanyak sekitar 137 Games. Dari 137 Games itu, salah satu Games yang telah dimainkan oleh banyak players adalah Counter Strike Games.


Pelanggan Speedy yang mau berlangganan, cukup masuk ke games.telkomspeedy.com.
Sampai saat ini, sudah 400 an players bermain di server speedy. Setiap bulan di server speedy diadakan kompetisi Games secara online di server Speedy Game.

Konsolidasi Bisnis FWA di Industri Telekomunikasi

Diambil dari VivaNews 24/03/10

Isu konsolidasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk mengelola bisnis operator selular berbasis teknologi code division multiple access (CDMA) hingga saat ini masih simpang siur. Bakrie Telecom dan Telkom dikabarkan akan menggabungkan layanan selular berbasis CDMA, yakni Esia dan Flexi.

Namun, manajemen Telkom melalui Divisi Telkom Flexi enggan berkomentar tentang rumor tersebut. Bahkan, Telkom menginginkan adanya kompetisi di bisnis layanan selular berbasis CDMA itu.
Sebelumnya, manajemen Bakrie Telecom juga mengaku belum berencana untuk menggabungkan produk perseroan bermerek dagang Esia dengan Flexi. Namun CEO BTEL membantah jika kedua perusahaan akan membentuk usaha patungan (joint venture) untuk mengelola bisnis CDMA. Meski demikian, menurut Anindya, konsolidasi di industri telekomunikasi ke depan bisa saja terjadi. Hal itu terlihat dengan proses konsolidasi yang telah dilakukan oleh beberapa operator telekomunikasi.

Penertiban Frekuensi WiMax

Diambil dari bisnis.com 28/03/2010 "Pengguna ilegal Frekuensi WiMax dibersihkan"
.
Pita frekuensi yang dialokasikan pemerintah untuk teknologi akses WiMax berstandar 16.d nomadic, segera dibersihkan dari pengguna ilegal.
.
Kemkominfo melalui balai monitoring frekuensi segera melakukan penertiban di pita frekuensi 2,3 GHz khususnya penggunaan frekuensi radio pada pita frekuensi radio 2360-2390 MHz sebagai tindak lanjut laporan dari beberapa pemenang tender WiMax 16.d.
.
Delapan perusahaan pemenang lelang WiMax 16.d, PT Berca Hardaya Perkasa, PT First Media Tbk, PT Internux, Konsorsium PT Comtronics Systems dan PT Adiwarta Perdania, Konsorsium WiMax Indonesia, PT Indosat Mega Media, PT Telkom dan PT Jasnita Telekomindo, masih melakukan kewajiban pembayaran pendapatan negara bukan pajak (PnBP) serta perencanaan penggelaran sesuai zona cakupannya.

Friday, March 26, 2010

20th of March 2010 Class at a Glance : A.Z.Dodd Chp 2,3,4,5,6,7,8,9,10

Seperti halnya posting CAAG sebelumnya, posting terakhir ini juga sudah mulai berbau alias basi, saya juga lupa-lupa ingat bak kuburan. Tapi sedikit berbeda dengan sebelumnya, karena ada beberapa bagian dari materi yang belum diberikan di klasmaya, maka posting ini jadi keharusan lengkap dengan share handoutsnya.

Pertemuan paska UTS nampaknya sedikit mereda, dalam arti “ghiroh”nya mulai kendur, dapat dilihat dari jumlah partisipan yang less than number of fingers. Sebenarnya saya juga sediki agak “haroream”, terutama jika ingat materi siang ini terkait dengan text book Anabel Z. Dodd yang diwajibkan institusi. Saya belum dapat buku pengganti yang lebih membumi dari sisi ke'Indonesia’an. Beberapa materi memang sudah dipersiapkan sebagai substitusi yang lebih berbau lokal, namun secara keseluruhan belum bisa menghapuskan materi Dodd.

Berbeda dengan materi Bab-1 yang sudah dibahas sebelumnya, bahan paparan Bab 2, 3 dan 5 diambil dari tugas klas tahun sebelumnya dalam acara bedah buku Z. Dodd. Sehingga untuk menghindari blank spot atau cakupan yang tidak tercover, sebaiknya pemirsa membaca langsung pada buku referensi.

Bab 2 diulas mengenai Sistem Telepon dan Pengkabelan yang banyak mengacu pada kondisi di US meliputi system telepon (PBX, Centrex, dan Key System), Penjualan Telepon dan Media.

Bab 3 dibahas topik Network Service Provider & Local Competition yang mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri telekomunikasi, antara lain Globalisasi Ekonomi, Peraturan Pemerintah (khususnya aturan divestitur 1984 dan regulasi 1996 di AS), serta Perkembangan Teknologi (khususnya CaTV, FO, dan Wireless). Pada kompetisi lokal disebutkan strategi memasuki pasar panggilan lokal antara lain melalui Resale, CableTV, dan Wireless. Dijelaskan 3 jenis reseller antara lain Resseller, Switchless Reseller, dan Agents lebih spesifik. Terminologi dan penjelasan CLEC dan IEX termasuk case AT&T juga menjadi materi yang menutup bab ini.

Topik Public Network mengacu ke bab-5 nya Z. Dodd, pada dasarnya membahas perbedaan antara layanan terhubung dan layanan dedicated (jalur privat). Atribut layanan terhubung antara lain : Pengalamatan; Bayar sejauh anda pergi; Tarif pos; Sesuai tuntutan; Segera; Layanan Terhubung untuk Data; dan Penghubung rangkaian-ketidak efisienan jaringan; dipaparkan dalam bahasan tersebut. Sementara untuk atribut layanan Dedicated : Biaya bulanan tetap; Rute tetap; Penggunaan eksklusif; Ketersediaan 24jam sehari; Suara,video dan data; serta Kapasitas tetap. Bahasan lain terkait dengan topologi jalur dedicated, meski konten pensinyalan (SS7) tidak diulas pada paparan ini.

Sessi berikutnya masih dari buku Dodd (so that was a Dodd day) dibahas sisanya yang lain yaitu bab 6 sampai bab 10 (masih mengacu dari tugas tahun sebelumnya).


Bab 6 dibahas materi “Layanan Jaringan Terspesialisasi”. Meski ada beberapa layanan yang termuat di buku, namun materi yang disampaikan lebih memfokuskan pada layanan ATM, SONET dan DSL termasuk salah satu keluarga DSL yang popular, ADSL.

Bab selanjutnya dibahas materi dengan judul “MODEM dan Peralatan Akses” yang jelas-jelas sesuai judul membahas aspek terkait modulator demodulator dan beberapa DCE lainnya seperti NT1s; CSU / DSU; Modem PCMCIA, Modem kabel, dan Set-top boxes.

Bab Internet dibahas dari mulai sejarah Internet, layanan Internet, WWW, HTML, Hosting, Privasi, sampai alamat internet. Beberapa bagian tidak diulas, seperti Intranet & Extranet, atau markup language lain, jadi sebaiknya pemirsa baca buku asli (atau terjemahannya) untuk lebih melengkapi cerita.

Bab-9 dibahas thema Konvergensi, kemampuan sebuah jaringan untuk memuat semua jenis lalu lintas seperti suara, data, dan video sebagai sebuah paket. Kemampuan jaringan ini didorong oleh : Advance Router, Digital Signal Processor, Optical & Programmed Switch, Compression & Protocol, DWDM.

Terakhir dari resume bedah buku A.Z.Dodd dibahas Layanan Wireless mulai dari teknologi analog AMPS sampai berbasis digital seperti D-AMPS, GSM, CDMA, PCS, SMR, dan CDPD. Selain aspek teknologi, paparan ini juga menyebutkan aspek pasar seluler yang terkait dengan antara lain: Efforts to Improve Service; Health Concerns; Safety on the Road; Privacy and Advertising Instructions on Cellular E911; Called Party Pays; Limited Mobility Wireless for Local Telephone Service; Wireless Number Portability; dan Limitations of Circuit-Switched Cellular for Data. Konten lain terkait dengan wireless yang turut dipaparkan antara lain: spectrum allocation, 2G-3G Transition, Paging dan Satellite Service.

Tuntas sudah seluruh bab dalam buku acuan, resmi dipaparkan. Mungkin cuplikan dari resume bedah buku hanya mengulas bagian yang pokok, meski ada juga yang terlewat untuk dipaparkan, sehingga yang utama tetap mengacu ke buku referensi.

Besok tidak ada kuliah !

Tadinya saya mau beralasan kalau hari Sabtu besok tidak bisa kuliah karena ada keperluan yang lain, tapi sepertinya klise. Sehingga alasan yang baru saja ditemukan dan mungkin lebih tepat alias cocok adalah untuk memberi kelonggaran waktu bagi pemirsa dalam menyelesaikan tugas minggu ini.

Jadi kalian boleh sedikit relax, periksa lagi tugasnya, kolaborasi lebih intens, perbaiki jika masih ada yang belum sesuai, dan persiapkan paparannya.

Jadwal pengganti akan saya bahas dengan BAAK, moga-moga dalam waktu dekat bisa disampaikan, atau sebelumnya ada usulan? Silakan di komentari.

Sunday, March 21, 2010

Assignment for next Week

Sebenarnya assignment ini sudah disampaikan pada tanggal 13 Maret lalu dengan judul "Assignment for next 2 Weeks" tapi karena posting kali ini sudah lewat minggu pertama maka judul terpaksa di revisi.

Tugas dapat dilakukan secara kelompok (2 orang), sebaiknya dari departemen yang berbeda. Rincian tugas sebagai berikut:

  1. Tentukan segmen industri dari pilihan dibawah ini:
    •Social Networking Application (Facebook, Tweeter, MySpace, dll)
    •Search Engine (Google, Bing, Yahoo, dll)
    •Browser Internet (Chrome, IE, Firefox, dll)
    •Game Console (Xbox, Nintendo, PS, dll)
    •Game Online (CounterStrike, dll)
  2. Beri penjelasan tentang industri tersebut (business model, substitusi industri, pengguna/pelanggan.
  3. Sebutkan pemain (pelaku) di industri tersebut dengan atribut perusahaan (pemilik/founder, tahun berdiri, sejarah, dll).
  4. Buat perbandingan dari pemain di industri tersebut dilihat dari aspek:
    •Market (market/revenue share, market capital, segmen pengguna, dll)
    •Teknologi (perbedaan teknologi/platform/fitur, kekuatan strategis,dll)
    •Perkiraan anda tentang siapa yang akan menjadi pemain dominan 2 tahun ke depan dengan alasannya.
  5. Buat analisa tentang keberlanjutan segmen industri ini (growing, mature, decline).
  6. Sebutkan sumber data (buku, jurnal, alamat situs, dll)

13th of March 2010 Class at a Glance : Mid Term + A.Z.Dodd Ch.1

Pararunteun” buat para pemirsa, karena posting CAAG kali ini rada basi untuk di submit. Bukan apa-apa, tapi pertemuan lalu memang setengah harinya adalah event UTS. Sayangnya sampai hari ini saya belum evaluasi untuk penilaian, sehingga tidak ada yang dapat disampaikan.

Setengah hari berikutnya, memang ada pembahasan Bab-1 dari Z.Dodd mulai dari cakupan terminologi, protocol, arsitektur, sinyal analog & digital dan beberapa solusi untuk mengurangi kongesti.

Beberapa saat setelah UTS usai dan mulai dibahas materi ini, terdengar seorang partisipan ”grumbling” karena soal dari materi ini keluar di UTS padahal belum dibahas sebelumnya. Memang benar, pembahasan baru disampaikan paska UTS, namun eBook bab-1 Z.Dodd sudah diposting beberapa minggu sebelumnya, dan sudah beberapa kali juga diiingatkan untuk dibaca.

Jadi submitting eBook bukan berarti cuman buat di unduh saja tapi juga buat dibaca!. Jangan sampai pemirsa semakin manja, hanya mengambil yang sudah dibahas saja dan sudah dalam bentuk handout. Boro-boro cari buku acuan, baca sebagian buku yang sudah di posting saja masih reluctant. No no no way pal. Itu sebabnya kali ini saya tidak akan meng’unggah handout bahasan Bab-1 Z.Dodd, toh kalian sudah dapat sumber aslinya, jadi untuk baca langsung saja yaa.

Saturday, March 20, 2010

Pareto dan Long Tail

Pernah dengar prinsip Pareto? Atau sering juga dikenal dengan aturan 20-80? Prinsip ini menyatakan bahwa 20% penyebab berdampak 80%. Pertama kali digagas oleh Vilfredo Pareto yang pada tahun 1906 mengamati bahwa 80% tanah di Italia dimiliki oleh tuan tanah yang hanya 20% dari populasi. Kemudian prinsip ini menyeruak dibahas di ranah bisnis ketika Joseph M. Juran pakar Quality Management mengulasnya.

Di awal 2000an, ketika era digital, dimana beberapa materi dan konten sudah dapat dikodekan dengan biner dan teknologi penyimpan semakin efisien bahkan cenderung gratis, muncul prinsip yang sedikit berbeda dengan Pareto. Sehingga kalau biasanya orang akan menganalisa dimana 20% yang akan berdampak pada 80% pencapaian agar lebih optimal, di era digital sisa 80% tadi juga masih dikelola. Namun asumsinya sisa 80% tadi bisa menjadi 200%, 1000% atau jutaan% kalau jumlah item di luar item 20% ternyata hampir tak berhingga. Muncul prinsip Long Tail yang di gagas oleh Chris Anderson kepala editor Wired.

Article ini pernah saya unduh 3 tahun lalu, meski kalian bisa juga meng’akses langsung ke tulisan om Chris yang berjudul “The Long Tail”.
.
Apakah Pareto atau Long Tail yang lebih utama? Bisa jadi perdebatan, namun posting kali ini ingin lebih melihat bahwa dunia digital meng’enable pengelolaan konten yang semula trivial.
.
Selamat membaca..

Friday, March 19, 2010

Quotes of this month (03/10)

The world is changing very fast.
Big will not beat small anymore.
It will be the fast beating the slow.
Rupert Murdoch

Monday, March 15, 2010

Operator seluler Eropa konsolidasi

Artikel ini diambil dari Bisnis.com, hari Senin, 15/03/2010.

LONDON (Bloomberg) Di tengah persaingan yang makin ketat, operator seluler Eropa disarankan berbagi jaringan guna memangkas biaya dan memenuhi naiknya permintaan layanan komunikasi dan data berkecepatan tinggi.

Direktur Teknik Hutchison Whampoa Graham Baxter mengatakan dalam sebuah wawancara di London kemarin, bahwa Vodafone Group Plc dan unit O2 milik Telefonica SA dapat mengikuti langkah 3, milik Hutchison dan divisi T-Mobile, milik Deutsche Telekom AG yang sejak 2009 memiliki jaringan telepon seluler bersama.

"Ini akan menjadi sebuah studi kasus untuk operator lainnya. Anda harus memiliki infrastruktur dengan biaya rendah. Jika kami dapat beroperasi dengan biaya yang lebih rendah maka pihak lain juga harus melakukan hal yang sama," ujar Baxter.

Perusahaan operator seluler di Eropa berusaha untuk menurunkan biaya dan meningkatkan penjualan dari jaringan berkecepatan tinggi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses internet, melakukan video conference dan mengunduh musik, Fasilitas baru ini bertujuan untuk menutupi penurunan pendapatan dari fasilitas telepon konvensional.

Inggris, yang merupakan pasar telekomunikasi paling sibuk di Eropa, mungkin akan berakhir dengan dua infrastruktur seluler setelah T-Mobile dan unit Orange milik France Telecom SA mendapatkan persetujuan Uni Eropa untuk menggabungkan unit lokal mereka "Penggabungan ini baru saja menentukan sebuah langkah baru," lanjut Baxter.

Vodafone dan Telefonica memiliki jaringan yang terpisah di UK. Kedua perusahaan tersebut tahun lalu setuju untuk berbagi beberapa komponen jaringan seluler seperti tiang transmisi di Jerman, Spanyol, Irlandia dan UK untuk memangkas biaya dan memperbaiki jaringan bagi lebih dari 140 juta pelanggan mereka.

Baxter mengharapkan kedua operator seluler ini agar memperluas kerja sama jaringan mereka. juru bicara Telefonica,Simon Lloyd mengatakan Vodafone dan Telefonica mempertimbangkan merger beberapa jaringan mereka yang sudah ada dan membangun beberapa jaringan baru. Kedua perusahaan ini akan membangun 650 situs jaringan tahun ini dan kesepakatan yang diraih akan digunakan untuk membangun kembali jaringan mereka.

"Vodafone UK fokus untuk melanjutkan rencana penggunaan dan pembanguna jaringan bersama. "Dengan melakukan hal ini, kami terus melakukan cara untuk menambah efisiensi dan memberikan perbaikan bagi pelanggan kami," ujar juru bicara Vodafone, Simon Gordon dalam wawancara telefon hari ini.

Di Inggris yang memiliki lima operator seluler, kerja sama yang dibangun antara T-Mobile-Orange akan membuat mereka menguasai 43% pasar UK, melebihi O2 milik Telefonica dan membuat Vodafone yang berbasis di Newbury terpojok di posisi ketiga.

Spekulasi merger

Menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan Vodafone yang akan membeli 3 milik Hutchinson untuk menaikkan nilai saham, Baxter mengatakan bahwa penggabungan dengan Vodafone tidak penah menjadi bahan pertimbangan dari para pemegang saham 3. "Ini bukan menjadi agenda."

Baxter menambahkan bahwa kesepakatan mengenai jaringan bersama antara 3 dan Deutsche Telekom tidak akan menjadi hambatan untuk bergabung dengan Vodafone. "Kesepakatan ini membuat merjer menjadi sulit tapi bukan berarti tidak mungkin."

Hutchinson yang berbasis Hong Kong dan dikendalikan oleh milyuner, Li Ka-shing dan Vodafone melakukan merger terhadap unit Australia Hutchinson pada 2009. (htr)

Friday, March 12, 2010

Posting eBook of Anabel Z, Dodd Chapter 3. UTS kah?

Sudah baca unduhan dari eBook Dodd bab-1?. Moga-moga ada yang sudah baca, karena besok siapa tahu ada quiz, atau minimal diulas. Posting kali ini saya mencoba menambah koleksi buku acuan khususnya dari Anabel Z, Dodd bab ke-3. Lagi-lagi saya kehilangan jejak sumber data dari eBook ini, karena ini juga cuplikan dari keseluruhan buku.
.
.
.
Sebenarnya saya baru ingat kalau pertemuan besok seharusnya agenda UTS. Saya berharap ada yang baca posting malam ini, atau pagi sebelum klas dimulai, karena paling tidak, ada kemungkinan UTS.
.
Untuk menghindari nilai yang jatuh, ujiannya open book/handsout/print-out, tapi bukan open laptop/handphone untuk menghindari tukar menukar jawaban.

Siap?

Selamat mencetak..

Wednesday, March 10, 2010

6th of March 2010 Class at a Glance

Klas minggu lalu, nampaknya baru sekarang bisa diulas. Sempet lupa juga materi bahasan’nya. Tapi yang jelas setelah beberapa saat mengingat, paling tidak ada minimal dua materei yang disampaikan.

Bahasan pertama terkait aspek teknologi dengan thema ”Jaringan” atau boleh juga disebut “platform jaringan” khususnya di industri telekomunikasi dengan cakupan Circuit Switched dan Packet Switched.

Jaringan berbasis circuit switched diwakili oleh PSTN dan STBS, dengan mengulas antara lain struktur jaringan, hirarki sentral, dan prinsip dasar mekanisme komunikasi. Sementara pada jaringan berbasis packet switched yang diwakili oleh jaringan IP melalui LAN, WAN, dan Global Internet, dibahas tahapan pengiriman informasi dan ulasan mengenai connection oriented berbasis jaringan IP.

Bahasan kedua sebenarnya mengulas materi quiz, yang kemudian menjadi bagian dari PR, yang selanjutnya dibahas menjadi bedah artikel dari tulisan dengan judul ”a new telecommunication world”. Artikel yang sebagian besar menampilkan grafik untuk kasus di Amerika mencoba menyajikan terjadinya perubahan khususnya di segmen industri narrowband (POTS) yang mengecil akibat segmen industri lain seperti cable, seluler, atau VoIP.

Klas juga sempat membahas bersama secara sekilas materi PR yang dikumpulkan. , Kalau ada yang belum sempat submit bisa segera di kirim melalui email selain di posting minggu depan di klas berikutnya.

Tuesday, March 09, 2010

Indosat 2009 net profit falls 20%

Indonesian satellite operator hit by rising cost of operations, lower revenue.

PT Indonesia Satellite Corp., or Indosat, said Monday its 2009 net profit fell 20% mostly because of lower revenue and the higher cost of operations.Net profit for the January-to-December period fell to IDR1.5 trillion from IDR1.88 trillion in the previous year.Total revenue fell 1.4% to IDR18.39 trillion from IDR18.66 trillion by the end of 2008.

The cost of operations rose 9% to IDR15.18 trillion from IDR13.93 trillion in the previous year."(On a quarterly basis) we have shown an improvement in terms of the operational and financial sides," Indosat Chief Executive Harry Sasongko said.He said Indosat had an additional 4.4 million new subscribers in the fourth quarter of 2009, which helped contribute a 37% increase in revenue from cellular services from the previous quarter. Revenue in the fourth quarter of 2009 rose to IDR18.4 trillion from IDR13.4 trillion by the end of the third quarter.By the end of 2009, its total subscribers were at 33.1 million, down 9.3% from 36.5 million in the previous year.Indosat is 55.79% owned by Qatar Telecom Pte Ltd.

Qtel net income climbs 20.5% on 18.2% turnover increase

Qatar Telecom (Qtel) has posted its consolidated group financial and operational results for 2009, with net profit attributable to shareholders increasing 20.5% to QAR2.8 billion (USD765 million) in the full-year, up from QAR2.3 billion in 2008. Total annual revenue rose by 18.2% to QAR24.0 billion, up from QAR20.3 billion the previous year. EBITDA performance in 2009 was also strong, increasing 15.1 percent over the year to QAR 11.3 billion (FY 2008: QAR 9.8 billion). EBITDA margin remained resilient during the period, standing at 47% (48%).
.
At 31 December 2009 the group’s consolidated customer base stood at 60.5 million. In Qatar it saw a 23.5% year-on-year increase in subscribers to 2.40 million at end-2009 (end-2008: 1.95 million) and a 4.4% rise in revenue to QAR5.7 billion (FY 2008: QAR5.4 billion). Domestic EBITDA was impacted by the entrance of Qtel’s first mobile competitor, Vodafone Qatar, and fell to QAR3.3 billion (2008: QAR3.4 billion).
.
Indonesian unit Indosat removed ‘a significant proportion of the lower-value, calling card type behaviour subscribers’ from its base over the twelve-month period, and as a result, Indosat’s subscriber base at end-December 2009 stood at 33.7 million, down from 37.0 million a year earlier. At the same time, Indosat continued to invest in expanding its reach to new areas outside of its Java core, with the successful launch of the Palapa-D satellite system and Jakabare submarine cable, as well as enhancing its capacity to support new, value-added services. Revenue for the twelve months ended December 2009 was QAR6.6 billion (FY 2008 post-acquisition: QAR4.2 billion) and EBITDA for the same period was QAR3.2 billion (FY 2008 post-acquisition: QAR2.1 billion).
.
Asiacell Iraq increased its total active subscribers by 20.4% during 2009 to close the year at 7.35 million (2008: 6.11 million). As a result, Asiacell’s revenue increased during the year by 40.4% to QAR4.0 billion (FY 2008: QAR2.8 billion). EBITDA also increased, growing 43.9% to QAR2.2 billion (FY 2008: QAR1.5 billion).

Friday, March 05, 2010

Class as ussual for tomorrow.

Issue klas minggu lalu sempat terbersit untuk menggeser jadwal. Namun melihat ketersediaan waktu, nampaknya saya memutuskan untuk minggu ini (dalam hal ini klas besok) akan tetap menggunakan jadwal semula. Mohon maaf informasi ini cukup mepet dengan jadwal besok.

Demikian di sampaikan, mohon dapat disebarluaskan pada yang berkepentingan.

Wednesday, March 03, 2010

Posting eBook of Chapter 1 of Anabel Z, Dodd reference.


.
Masih ingat nama Dodd?. Nama ini muncul sebagai penulis salah buku acuan dari industri telematika. Seingat saya buku terjemahannya pun sudah tersedia di perpustakaan institusi kita. Saya berharap ada sebagian dari pemirsa yang telah meminjam atau minimal membolak balik untuk skimming di perpustakaan.
.
Kalau toh harapan itu sangat tipis, posting kali ini menyediakan bab-1 dengan judul "Basic Concept" dari buku acuan tersebut, yang saya lupa pernah download dari mana. Saya coba cari di Klasmaya, tapi tampaknya sudah di hapus oleh server 4share.

Konsekuensinya, pada saat materi ini sudah di posting di sini, maka pemirsa punya kewajiban untuk membacanya. Minimal buat persiapan, siapa tahu muncul quiz seperti minggu lalu dari artikel yang di posting.

Lagi-lagi selamat membaca..

Monday, March 01, 2010

“From Quiz to Homework” for this week 2010 February.

Pertanyaan ini merupakan daftar pertanyaan quiz yang karena beberapa soal ada yang belum dijawab dengan confident, termasuk beberapa yang datang terlambat, maka quiz dilanjutkan menjadi pe-er.

  1. Gambarkan framework 5 Forces Porter.
  2. Dari issue dan rumors yang berkembang terkait dengan rencana pemberlakuan BHP Pita, jelaskan hubungan antara BHP Pita tersebut dengan rencana layanan Seluler oleh Bakrie.
  3. Apakah kepanjangan dari FWA.
  4. Jelaskan pengertian dari “number portability”.
  5. Mengacu pada artikel L.K. Vanston, dengan judul “A New Telecommunications World”, jelaskan penyebab turunnya akses pita pendek (The decline of narrowband access).
  6. Vanston membagi 3 jenis IP video, sebutkan dengan pengertiannya.
  7. Beri penjelasan dari 4 bentuk implementasi VoIP menurut Vanston.