Tuesday, February 03, 2015

Jan, 16 2015 : News Recap


bisnis.com :
Indosat Sediakan Solusi M2M Bagi Kota Surakarta

PT Indosat bersama anak usahanya PT StarOne Mitra Telekomunikasi berkolaborasi mengembangkan pemasaran produk dan solusi end to end Machine to Machine (M2M) di Kota Surakarta. Kerja sama ini terutama dilakukan untuk mewujudkan smart city di kota tersebut. Smart City merupakan tren global sebagai tuntutan masyarakat masa depan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang kini juga mulai digelar di kota-kota di tanah air.

Beberapa solusi M2M Indosat di antaranya solusi e-government, e-Tax, e-transportation, smart tourism, workforce management, dan smart street lightning. Pemkot Surakarta sendiri dikabarkan siap mengimplementasikan solusi e-tax. Tujuannya adalah agar pendapatan retribusi pajak daerah dari pelaku usaha yang wajib dapat lebih transparan dan tepat termonitor setiap waktu sehingga pada akhirnya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat oleh Pemkot Surakarta.

----------------------------
Kompas Cyber Media :
Cita Citata Juga Kejutkan Layanan Musik Digital

Telkomsel menyediakan berbagai layanan musik digital, salah satunya adalah aplikasi LangitMusik yang memungkinkan pengguna untuk mendengarkan lagu secara streaming.

Minat pada lagu Indonesia cukup besar di layanan LangitMusik. Perbandingannya 60:40 dengan angka lebih besar untuk konten lokal. Aplikasi LangitMusik saat ini sudah memiliki katalog lebih dari 2 juta lagu. Lagu-lagu itu, tentunya, disediakan secara legal melalui kerjasama Telkomsel dengan Melon, penyedia layanan musik digital di bawah Telkom.

Sejak diluncurkan pada Mei 2013, aplikasi LangitMusik sudah memiliki sekitar 100.000 pengguna, meski masih lebih banyak pengguna gratis daripada pelanggan berbayar. Namun pertumbuhan pelanggan berbayar mengalami peningkatan yang cukup drastis (230%) pada 2014 dibanding 2013. 

Layanan LangitMusik sedikit banyak akan bersaing dengan layanan serupa dari pihak asing seperti Spotify, Rdio atau Guvera. 

---------------------------------------
Indonesia Finance Today (IFT):
Pasar Seret, Pemain Pay TV Berebut Pelanggan di Luar Jakarta

Pemain industri pay TV mengindikasikan pertumbuhan di tahun ini tidak akan terlalu bagus. Tayangan FTA masih jadi penghalang pertumbuhan. Beberapa pemain pay TV mulai melirik pasar baru di luar Jakarta untuk menambah pelanggan.

Viva+, anak perusahaan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) memperkirakan persaingan antarpemain baru untuk mendapatkan pelanggan baru berlangsung dengan ketat, penetrasi TV berbayar mengalami stagnansi sehingga pertumbuhan pelanggan tidak akan terlalu besar di tahun ini. Selain itu, pelanggan TV berbayar masih terfokus di kota-kota besar. Pertumbuhan jumlah pelanggan tahun ini tidak lebih dari 5%. Hingga akhir 2014, jumlah pelanggan Viva+ diperkirakan berada di kisaran 300 ribu-400 ribu pelanggan.

Dari catatan IFT, dalam dua tahun terakhir bisnis TV berlangganan di Indonesia berkembang sangat pesat. Perkembangan ini ditandai dengan hadirnya beberapa pemain baru, seperti Big TV dari Lippo Group, K-Vision dari Kelompok Kompas Gramedia dan CT Corp yang telah mengakuisisi TelkomVision dari PT Telekomunikasi Indonesia.

K-Vision, masih optimistis, dengan mengandalkan pasar di luar Jakarta agar jumlah pelanggan tetap dapat tumbuh dan masih bisa tumbuh 30% dengan pasar di luar Jakarta, seperti Sumatera dan Indonesia bagian timur. Saat ini K-Vision sudah memiliki lebih dari 300 ribu pelanggan di seluruh Indonesia. Potensi pasar masih tinggi, dari 63 juta rumah tangga yang mengakses televisi, 10 juta menggunakan parabola yang dapat menayangkan siaran satelit. Namun hanya 2,9 juta yang berlangganan layanan TV berbayar. Untuk konten, K-Vision masih fokus pada penambahan konten lokal (misalnya MD Entertainment).

Aora TV, dari PT Karyamegah Adijaya, memperkirakan stagnan bahkan negatif. Akibat kesulitan meningkatkan jumlah pelanggan  dan ARPU. Hingga akhir tahun lalu, jumlah pengguna layanannya tidak mengalami pertumbuhan signifikan yakni 100 ribu pelanggan. ARPU  berkisar Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per bulan. Diperkirakan Aora TV alami pertumbuhan negatif di tahun ini atau mungkin bisa saja (tutup) layanannya.

TV Digital

Kemenkominfo sebelumnya menyatakan ada dua industri yang ingin terlibat dalam program digitalisasi televisi Indonesia. Salah satunya adalah lembaga penyiaran swasta (LPS) yang sudah ada,
Hampir semua grup besar LPS sudah menunjukan kesiapan melalui kesiapan infrastruktur penunjang seperti multiplekser. Sekitar 60% sudah siap.

---


No comments: